Memahami Makanan Halalan Toyyiban dalam Kehidupan Sehari-hari

Makanan halal (pinterest.com -almuhtada.org)

almuhtada.org – Dalam ajaran Islam, tidak semua yang halal otomatis baik untuk dikonsumsi. Islam mengajarkan prinsip “halalan thayyiban” yang berarti makanan dan minuman yang halal serta baik. Istilah ini bukan sekadar nasihat diet sehat, tetapi menjadi prinsip hidup yang mencerminkan kesucian dan tanggung jawab seorang Muslim terhadap apa yang masuk ke dalam tubuhnya.

Halal berarti sesuatu yang diperbolehkan atau tidak dilarang menurut syariat Islam. Sedangkan thayyib berarti baik, bersih, sehat, bergizi, dan tidak membahayakan. Jadi, makna “halalan thayyiban” adalah makanan atau minuman yang tidak hanya diperbolehkan dalam Islam, tetapi juga memiliki kualitas yang baik dan bermanfaat bagi tubuh.

Al-Baqarah ayat 168:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَات الشَّيْطَانِ ۚ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ

Baca Juga:  Konsep Tasamuh sebagai Jalan Menuju Islam yang Rahmatan lil ‘Alamin

Artinya: “Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi kalian” (QS al-Baqarah: 168).

Ayat ini menjelaskan bahwa umat Islam tidak hanya dituntut untuk mengonsumsi yang halal, tetapi juga yang thayyib. Hal ini menandakan bahwa Allah sangat peduli dengan kualitas hidup hamba-Nya, baik secara spiritual maupun jasmani.

Halal Tapi Belum Tentu Thayyib

Contoh makanan yang halal tetapi belum tentu thayyib misalnya makanan cepat saji yang tinggi gula dan lemak jenuh. Secara syariat, bahan-bahannya mungkin halal, namun jika dikonsumsi secara berlebihan dan berdampak buruk pada kesehatan, maka makanan tersebut tidak lagi masuk dalam kategori thayyib.

Sebaliknya, ada makanan yang secara medis dinilai sehat, namun tidak halal karena mengandung bahan haram seperti alkohol atau daging babi. Maka meskipun baik secara zat gizi, makanan itu tidak boleh dikonsumsi oleh Muslim.

Baca Juga:  Waktu Kecil Terasa Biasa, tapi Ternyata… 3 Nasihat Orang Tua Ini Punya Makna yang Dalam

Mengonsumsi makanan yang halal dan thayyib bukan hanya soal mematuhi hukum agama, tetapi juga cara menjaga kesehatan tubuh dan jiwa. Makanan yang thayyib akan mendukung produktivitas, memperkuat imun, dan memberikan energi positif untuk beribadah. Selain itu, menjauhi makanan yang syubhat (meragukan) akan menjaga kebersihan hati dan menghindarkan dari dampak negatif spiritual.

Konsep halalan thayyiban mengajarkan bahwa seorang Muslim harus selektif dalam memilih makanan dan minuman. Bukan hanya halal dari sisi syariat, tapi juga baik dan bermanfaat dari sisi kesehatan dan keberkahan. Dengan menerapkan prinsip ini, hidup menjadi lebih sehat, dan berkualitas, . Maka dari itu, mari kita perhatikan setiap apa yang kita konsumsi, agar tubuh dan jiwa kita selalu berada dalam kebaikan dan keberkahan. [Fitri Novita Sari]

Editor: Syukron Ma’mun

Related Posts

Latest Post