Lupa Melafalkan Niat Puasa Ramadan pada Malam Hari? Bagaimana Hukumnya?

ilustrasi orang yang sedang berniat puasa Ramadan pada malam hari (freepik.com -almuhtada.org)
ilustrasi orang yang sedang berniat puasa Ramadan pada malam hari (freepik.com -almuhtada.org)

almuhtada.org – Niat merupakan hal penting yang harus dilakukan sebelum melakukan sesuatu. Niat termasuk ke dalam rukun berpuasa, yang apabila tidak dilakukan, maka puasanya menjadi tidak sah.

Niat menjadi pondasi utama dalam beribadah, segala hal yang berkaitan dengan ibadah, tentu tidak terlepas dari niat. إنما الأعمال بالنيات segala sesuatu harus dilakukan dengan niat. Salah satunya adalah ibadah puasa Ramadan. Dilansir dari nuonline, fungsi dari adanya niat adalah untuk membedakan antara satu ibadah dengan ibadah lainnya, atau untuk membedakan antara ibadah dengan kebiasaan yang dilakukan.

Mengenai hal tersebut, niat puasa harus dilakukan pada malam hari. Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah saw.

مَنْ لَمْ يُبَيِّتِ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ

Artinya: “Barang siapa yang tidak berniat puasa pada malam hari maka tak ada puasa baginya.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Nasa’i, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Syekh Muhammad bin Qasim al-Ghazi juga menjelaskan dalam kitab Fathul Qarib

(وفرائض الصوم أربعة أشياء) أحدها (النية) بالقلب فإن كان الصوم فرضاً كرمضان أو نذراً، فلا بد من إيقاع النية ليلاً

Artinya: “Fardunya puasa itu ada empat, pertama adalah niat di dalam hati. Jika puasa yang dikerjakan adalah puasa wajib, seperti puasa Ramadan atau puasa nazar maka harus melakukan niat di malam harinya.“

Mengenai hal tersebut, hingga kini masih banyak dari kita yang mempertanyakan mengenai hukum berpuasa Ramadan ketika lupa melafalkan niat puasa pada malam harinya. Apakah puasanya tetap sah? Atau tidak sah? Apakah puasanya sah jika kita niatnya dalam hati?

Baca Juga:  Lisanmu Surga Nerakamu!

Merujuk pada kitab Fathul Qarib,  Syekh Muhammad bin Qasim al-Ghazi menjelaskan bahwa;

(النية) وهي قصد الشيء مقترناً بفعله ومحلها القلب

Artinya: “Niat adalah menyengajakan melakukan sesuatu bersamaan dengan melaksanakannya, tempatnya niat adalah hati.”

Dari penjelasan tersebut, bisa ditarik kesimpulan bahwa niat itu tempatnya di dalam hati. Artinya, kita tidak harus melafalkan niat secara lisan, asal kita sudah melafalkannya dalam hati.  Ibadah yang dilakukan juga hukumnya sah apabila kita sudah berniat di dalam hati.

Niat harus dilaksanakan bersamaan dengan ibadah yang dilakukan, kecuali pada niat untuk menjalani ibadah puasa, sebagaimana merujuk pada penjelasan yang telah dijelaskan sebelumnya, niat puasa harus dilakukan pada malam harinya. Maka, dalam hal ini niat puasa Ramadan harus dilakukan sebelum ibadah dilakukan. Imam Ibnu Hajar al-Haitsami menjelaskan dalam kitab Tuhfatul Muhtaaj Juz II halaman 341:

( قَوْلُهُ : مُقْتَرِنًا بِفِعْلِهِ ) أَيْ فِعْلِ ذَلِكَ الشَّيْءِ فَيَجِبُ اقْتِرَانُهَا بِفِعْلِ الشَّيْءِ الْمَنْوِيِّ إلَّا فِي الصَّوْمِ فَلَا يَجِبُ فِيهِ الِاقْتِرَانُ بَلْ لَوْ فَرَضَ وَأَوْقَعَ النِّيَّةَ فِيهِ مُقَارِنَةً لِلْفَجْرِ لَمْ يَصِحَّ لِوُجُوبِ التَّبْيِيتِ فِي الْفَرْضِ فَهُوَ مُسْتَثْنًى مِنْ وُجُوبِ الِاقْتِرَانِ. (تحفة المحتاج في شرح المنهاج – (ج ٢ / ص ٣٤١))

Artinya: Dalam pernyatannya, musonnif (مقترنا بفعله) artinya niat melakuakan sesuatu bersamaan dengan pekerjaannya. Menggabungkan niat bersamaan dengan melakukan pekerjaan yang diniatai adalah wajib, kecuali pada ibadah puasa karena dalam puasa itu tidak wajib bersamaan. Bahkan jika diwajibkan bersamaan dengan terbitnya fajar maka tidak sah puasanya karena tidak ada praktik tabyyit (niat di malam hari sebelum fajr)

Baca Juga:  Ternyata Skincare Alami Ada Juga Yang Disebutkan Dalam Agama Islam! Apa Saja?

Mengenai niat yang tidak harus dilafalkan, Syekh Nawawi Al Bantani dalam kitab Kasyifatus Saja’ menjelaskan;

ولاتكفي النية باللسان دون القلب كما لايشترط التلفظ بها قطعا لكنه يندب ليعاون اللسان القلب

Artinya: “Niat itu tidaklah cukup hanya dengan mengucapkan di mulut tanpa kehadiran hati, sebagaimana tidak diisyaratkannya melafalkan niat secara mutlak. Akan tetapi, disunahkan untuk melafalkannya karena pelafalan yang diucapkan oleh mulut akan membantu konsentrasi hati.”

Jadi, berdasarkan beberapa pendapat yang telah dijelaskan, seseorang yang lupa melafalkan niat puasa Ramadan pada malam hari hukum puasanya tetap sah apabila seseorang tersebut sudah berniat dalam hati untuk melakukan puasa Ramadan. Niat tidak harus dilafalkan, tetapi untuk menguatkan ibadah yang dilakukan, sebaiknya niat dilafalkan. Wallahu A’lam bish-shawab [] Nayla Syarifa

Editor : Juliana Setefani Usaini

Related Posts

Latest Post