almuhtada.org – Rasa malu adalah sebuah perasaan yang mungkin sering kali muncul dalam kehidupan kita. Namun, apakah kamu tahu bahwa rasa malu itu memiliki dua sisi? Di satu sisi malu bisa menjadi benteng yang menjaga kita dari keburukan, tetapi di sisi lain malu juga bisa menjadi sebuah penghambat dalam pertumbuhan diri kita jika tidak bisa mengelolanya dengan baik.
Rasa malu adalah sifat alami yang ada pada diri manusia. Dalam Islam, rasa malu adalah sebagian dari keimanan yang bisa menjaga diri kita dari perbuatan tercela. Rasulullah SAW mengingatkan bahwa setiap umatnya bisa mendapatkan ampunan, kecuali mereka yang mujahir yaitu orang-orang yang tanpa rasa malu dan secara terang-terangan menampakkan dosa mereka. Pada malam hari Allah telah menutupi aibnya, namun di pagi hari mereka justru mengungkapkan kesalahan yang sudah Allah tutupi. Sikap seperti ini menunjukkan hilangnya rasa malu yang seharusnya menjadi benteng bagi keimanan seseorang.
Namun, rasa malu juga bisa menjadi sebuah penghambat apabila menyebabkan seseorang itu minder dan kehilangan rasa percaya diri. Ketika rasa malu berlebihan, seseorang bisa jadi merasa tidak cukup baik dari orag lain dan mungkin takut untuk melakukan sesuatu. Ini adalah sebuah penghalang yang perlu segera diatasi agar kita bisa berkembang lebih baik.
Allah mengingatkan dalam Al – Qur’an yang berbunyi:
وَلَا تَهِنُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَنْتُمُ الْاَعْلَوْنَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ ١٣٩
Artinya: “Janganlah kamu (merasa) lemah dan jangan (pula) bersedih hati, padahal kamu paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang mukmin.” QS. Ali Imran : 139
Hidup yang kita jalani itu berputar, kadang kita merasa di atas kadang juga di bawah. Jangan sampai rasa malu itu justru membuat kita kehilangan identitas diri dan semangat untuk bangkit. Salah satu cara terbaik untuk mengatasi rasa malu yang berlebihan adalah dengan zikrullah (mengingat Allah). Kalimat “Hasbunallahu wa ni’mal wakil” adalah doa yang sering dibaca oleh para sahabat saat menghadapi ancaman. Zikir ini bisa menenangkan hati, meningkatkan keberanian, dan menguatkan keimanan kita.
Rasa malu yang dikelola dengan baik akan menjaga diri kita dari keburukan, tetapi jika berlebihan justru akan menghambat pertumbuhan diri kita. Dengan menciptakan identitas diri yang baik dan terus memperbanyak zikir kepada Allah, niscaya kita akan bisa menjalani hidup dengan rasa percaya diri tanpa takut kehilangan nilai keimanan. InsyaAllah [] Miftahudin
Editor : Juliana Setefani Usaini