Kisah Nabi Nuh a.s: Belajar untuk Bersikap Sabar

Gambar Perahu (freepik.com- almuhtada.org)

Almuhtada.org – Kisah Nabi Nuh Alaihissalam merupakan pelajaran berharga tentang kesabaran, keikhlasan, dan keteguhan hati. Dalam menegakkan agama Allah, Nabi Nuh menghadapi berbagai hinaan, ejekan, bahkan dianggap gila oleh kaumnya sendiri.

Selama 950 tahun, Nabi Nuh berdakwah dengan penuh kesabaran. Beliau menyerukan kepada kaumnya untuk meninggalkan penyembahan berhala dan kembali beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sayangnya, hanya sedikit yang menerima dakwahnya. Sebagian besar umatnya justru menolak dengan sombong dan terus-menerus mengolok-olok beliau.

Atas penolakan tersebut, Allah memerintahkan Nabi Nuh untuk membangun sebuah bahtera besar sebagai persiapan menghadapi banjir besar yang akan menjadi azab bagi kaumnya yang ingkar. Dengan penuh ketaatan, Nabi Nuh mulai membuat bahtera di tengah padang yang jauh dari laut. Perintah ini semakin membuat kaumnya mengejek dan menghina beliau. Mereka menertawakan perbuatannya, berkata bahwa Nabi Nuh telah kehilangan akal sehat karena membangun kapal di tempat yang tidak masuk akal.

Meskipun terus diejek, Nabi Nuh tidak pernah menyerah. Setelah bahtera selesai, Allah memerintahkan beliau untuk membawa keluarganya, orang-orang yang beriman, serta sepasang hewan dari setiap jenis ke dalam kapal tersebut. Ketika banjir besar akhirnya datang, air meluap dari bumi dan hujan turun tanpa henti, menenggelamkan seluruh kaum yang ingkar. Hanya Nabi Nuh dan mereka yang berada di dalam bahtera yang selamat.

Baca Juga:  Kisah Inspiratif Islami: Kesabaran dan Keikhlasan Nabi Ayub AS

Dari kisah Nabi Nuh Alaihissalam, kita dapat mengambil pelajaran penting bahwa hidup bukanlah tentang mencari penghormatan dari manusia, melainkan tentang keikhlasan dalam beramal dan kesabaran dalam menghadapi ujian. Kita juga belajar bahwa tidak semua orang akan menerima kebenaran. Penghormatan sejati tidak datang dari manusia, melainkan dari Allah. Oleh karena itu, fokuslah pada menjalankan amanah dan menegakkan kebenaran, bukan pada mencari pengakuan dari manusia. [] Lailia Lutfi Fathin

Related Posts

Latest Post