almuhtada.org – Saat ini kita tengah mengalami kondisi di mana moralitas atau akhlak masyarakat semakin menurun. Kriminalitas meningkat, kejahatan semakin tak terbendung, dan berbagai maksiat merajalela. Saking banyaknya kemaksiatan yang terjadi, menjadikan kebaikan terasa abu-abu, asing, dan tidak lazim, maksiat dianggap lumrah bahkan menjadi tren tersendiri.
Contohnya nyatanya yakni pacaran, banyak pemuda yang menganggap jika tidak memiliki pacar berarti tidak laku, bahkan lebih parahnya lagi fenomena living together antara perempuan dan laki-laki yang belum terikat dengan hubungan pernikahan namun telah menjalin hidup bersama dalam satu atap. Fenomena tersebut merupakan contoh kecil dari kemaksiatan yang mulai dianggap lazim, masih banyak hal lainnya yang lebih miris.
Menjadi orang baik dan teguh terhadap ajaran agama Islam di zaman ini sulitnya luar biasa, ada terlalu banyak godaan dan hambatan dalam menjaga prinsip tersebut. Kondisi demikian menjadikan orang-orang tersebut terasa asing dan dikucilkan, hal ini ternyata telah diceritakan Nabi Muhammad dalam sebuah hadist yang berbunyi:
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
طُوبَى لِلْغُرَبَاءِ فَقِيلَ مَنِ الْغُرَبَاءُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ أُنَاسٌ صَالِحُونَ فِى أُنَاسِ سَوْءٍ كَثِيرٍ مَنْ يَعْصِيهِمْ أَكْثَرُ مِمَّنْ يُطِيعُهُمْ
“Beruntunglah orang-orang yang terasing.” “Lalu siapa orang yang terasing wahai Rasulullah?”, tanya sahabat. Jawab beliau, “Orang-orang yang shalih yang berada di tengah banyaknya orang-orang yang jelek, lalu orang yang mendurhakainya lebih banyak daripada yang mentaatinya” (HR. Ahmad 2: 177. Hadits ini hasan lighoirihi, kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth)
Hadist tersebut telah jelas dikatakan oleh Nabi Muhammad bahwa memang akan datang suatu zaman di mana orang-orang baik akan sangat sedikit dibandingkan orang buruk sampai-sampai mereka dianggap asing dan tidak lazim. Sebagai contoh yang terjadi di zaman sekarang di ranah pendidikan, banyak siswa yang mencontek ketika ujian, lantas ketika ada siswa yang menjaga idealismenya dengan mengerjakan ujian secara jujur maka dianggap sok pintar, sombong, bahkan sok suci.
Begi sulit menjaga diri dari hal-hal yang dilarang oleh agama. Hal ini juga telah dikatakan Nabi Muhammad dalam sebuah hadist Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَأْتِى عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالْقَابِضِ عَلَى الْجَمْرِ
“Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.” (HR. Tirmidzi no. 2260. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Kita sebagai muslim yang sadar bahwa dunia ini hanyalah sementara, maka harus mampu memaksimalkan kesempatan ini dengan melakukan segala hal yang disyariatkan dan menjauhi segala yang dilarang. Walaupun dalam melakukannya sangatlah sulit, namun percayalah, jika mampu bertahan maka kita termasuk orang-orang yang beruntung seperti yang dikatakan Nabi Muhammad, yakni ghuroba atau orang aneh. [Hanum Salsabila]











