Futur dan Kegelisahan: Apakah Tanda Bahwa Kita Sudah Jauh Tersesat dan Butuh Rehat?

Ilustrasi seseorang yang mengalami futur dan kegelisahan (freepik - almuhtada.org)

almuhtada.org– Setiap hamba pasti pernah berada dititik di mana hatinya terasa kosong, ibadah terasa begitu berat, dan langkah yang tidak lagi kuat. Dalam agama Islam kita menyebutnya futur. Fase di mana semangat kita menurun, ibadah melemah, dan kegelisahan menguasai pikiran.

Banyak kemudian orang bertanya, apakah ketika kita futur itu tandanya kita sudah jauh dari Allah? Ataukah itu pertanda bahwa kita sudah jauh tersesat? Tidak selalu. Terkadang futur bukanlah tanda kehancuran, melainkan tanda bahwa hati sedang meminta untuk rehat sejenak.

Manusia dalam hidupnya pasti perlu makan dan minum. Baterai handphone ketika dipakai pasti perlu direcharge. Begitu pula keimanan kita yang lemah tanpa arah perlu dikembalikan pada jalan menuju-Nya. Dalam perjalanan iman, futur adalah salah satu fitrah manusia. Karena bahkan orang alim sekalipun pasti pernah merasakannya.

 

Sabda Rasulullah

Rasulullah sallallahu alaihi wasalam pernah bersabda;

“Sesungguhnya setiap amal ada masa semangatnya, dan setiap semangat ada masa futurnya. Barang siapa yang futurnya masih berada dalam sunnahku, maka ia mendapat petunjuk.”

Dari hadist tersebut dapat ditafsirkan bahwa ketika kita merasa futur bukan berarti adalah suatu hal tersesat. Hal tersebut wajar, selagi kita masih mengikuti sunnah Nabi saw., dengan tetap menjauhi larangan-Nya dan mematuhi perintah-Nya. Boleh jadi, ketika kita merasa futur, maka hal tersebut adalah suatu panggilan Allah Swt. untuk hamba-Nya yang sudah jauh dari-Nya.

Baca Juga:  Penjelasan ajaran Moh Limo Sunan Ampel yang masih relate sampai saat ini

 

Futur datang ketika Hati Kita Lelah

Sering sekali kita merasa dan menganggap bahwasannya futur itu muncul ketika iman kita turun saja. Padahal penyebab futur bisa saja datang karena kelelahan fisik, mental, dan emosional. Dengan kita terus menerus yang berjuang, terus menerus memikul tanggung jawab yang besar, terus menerus menahan diri, namun lupa memberi ruang untuk kembali bernapas. Karena hati yang terlalu dipaksa justru kehilangan kekuatannya.

Sama halnya seperti tubuh kita, jiwa juga butuh atau perlu untuk istirahat. Dan futur adalah cara Allah dalam mengingatkan kita agar kembali menyusun niat, merapikan langkah, dan mengistirahatkan hati yang terlalu lama berlari.

 

Kegelisahan Bisa Jadi Pertanda bahwa Allah Masih sayang

Kegelisahan terkadang terasa menyakitkan. Namun dengan kegelisahan itu kita dapat mengetahui bahwa ternyata kita merasa ada yang kurang, merasa ada yang kosong, merasa ada yang perlu disetel ulang. Orang yang benar-benar tersesat adalah orang yang biasa saja. Ia tidak pernah merasa gelisah meskipun jauh dari Allah Swt.

Rasa tidak nyaman itu adalah tanda bahwa masih memiliki cahaya kecil di dalam hati kita. Tanda bahwa iman masih hidup. Tanda bahwa Allah masih menuntun kita untuk kembali. Allah subhanahu wataala berfirman;

Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu” (Q.S. Al-Baqarah:143)

Futur bukanlah bukti bahwa kita hamba yang buruk. Futur adalah bukti bahwa kita manusia.

Baca Juga:  Tertawa Dapat Mematikan Hati? Simak Penjelasannya Lebih Lanjut

Wallahu alam bissawab. Demikian artikel yang saya buat, jika kamu seorang hamba-Nya semoga kita semua termasuk para hamba yang dapat senantiasa ketika futur masih tetap berada dalam jalan-Nya. Semoga kita juga dapat termasuk orang-orang yang mendapat ridha -Nya sehingga berada dalam satu barisan dengan orang-orang yang dirindukan surga, aamiin aamiin yarobbal alamin. Semoga bermanfaat. [] Rosi Daruniah

Related Posts

Latest Post