almuhtad.org – Revolusi Perancis akhir abad ke-18 sering dipandang sebagai titik balik sejarah politik modern. Mahkota runtuh, wacana kebebasan dan kesetaraan meluas, dan gagasan tentang kedaulatan rakyat menjadi nyata. Namun di balik drama sejarah itu terdapat pelajaran praktis yang masih bergema bagi para pemimpin masa kini. Pemerintah yang ingin bertahan dan berkembang perlu menyimak tiga pesan utama: legitimasi, keadilan ekonomi, dan mekanisme partisipasi.
Pertama, legitimasi bukan hanya soal kemenangan politik sementara, melainkan keterkaitan nyata antara pemerintahan dan keseharian warga. Sebelum revolusi, ketidakadilan finansial dan hukum membuat ikatan itu putus: pajak yang timpang, kelas istimewa yang terhindar dari beban, serta praktik birokrasi yang jauh dari rakyat.
Ketika warga merasa suara dan kepentingannya diabaikan, ketegangan kumulatif mudah berubah menjadi gelombang protes. Untuk pemerintahan modern, ini mengingatkan bahwa legitimasi dibangun melalui kebijakan yang adil, prosedur yang transparan, dan komunikasi yang konsisten bukan sekadar retorika.
Kedua, ketimpangan ekonomi adalah bahan bakar konflik. Revolusi Perancis dipicu oleh rasa tidak adil harga pangan naik, pendapatan sebagian besar rakyat stagnan, sementara sebagian kecil menikmati privilage. Hari ini, meski konteks berbeda, pola serupa muncul kesenjangan yang melebar menciptakan rasa marah dan ketidakpercayaan.
Solusi praktis bukan hanya redistribusi mendadak, melainkan kebijakan berkelanjutan yang memperluas akses pendidikan, layanan kesehatan, dan peluang kerja. Pemerintah yang mengabaikan akar ekonomi ketidakpuasan berisiko menghadapi tekanan sosial yang besar.
Ketiga, mekanisme partisipasi dan saluran aspirasi harus berfungsi. Revolusi menunjukkan bahaya ketika saluran formal untuk mengemukakan keluhan tertutup atau tidak dipercaya. Saat rakyat kehilangan jalur legal untuk menyampaikan tuntutan, mereka memilih jalan yang lebih ekstrem.
Oleh karena itu, memperkuat institusi perwakilan, mendorong dialog publik, dan memastikan ruang bagi oposisi yang konstruktif sangat penting. Pemerintahan yang membangun kanal umpan balik misalnya forum konsultasi, akses informasi, dan kebijakan partisipatif cenderung lebih tahan guncangan.
Selain tiga pesan utama itu, ada pelajaran penting tentang batasan kekerasan dan ekstremisme. Revolusi Perancis juga memperlihatkan bagaimana transformasi yang sah bisa disertai kekerasan berlebih ketika proses politik kegugupan dan ketidakpastian memicu tindakan represif.
Pemerintah modern perlu berusaha mengekang polarisasi, menjaga supremasi hukum, dan menempatkan perlindungan hak asasi sebagai prioritas. Menjaga dialog terbuka dan mencari solusi kompromis sering kali lebih efektif ketimbang menekan dengan kekuatan.
Revolusi Perancis bukan sekadar catatan dramatis dari masa lalu ia adalah cermin bagi pemerintahan kontemporer. Legitimasi, keadilan ekonomi, partisipasi publik, dan kontrol terhadap kekerasan politik adalah fondasi yang bila diabaikan dapat memicu guncangan besar.
Bagi pemerintah hari ini, tantangannya sederhana namun berat mendengarkan rakyat, bertindak adil, dan membangun institusi yang mampu menampung perbedaan. Dengan begitu, aspirasi kebebasan dan kesetaraan yang menginspirasi revolusi itu bisa diwujudkan secara damai dan berkelanjutan. [] Syukron Yulianto











