Adab kepada Guru: Akhlak yang Mulai Terlupa

Ilustrasi suasana di kelas (Freepik.com - almuhtada.org)

almuhtada.org – Di era yang serba digital, banyak nilai-nilai kehidupan yang mulai tergerus dan perlahan menghilang. Salah satu diantaranya adalah etika atau adab murid kepada gurunya. Banyak murid zaman sekarang yang bersikap kurang sopan kepada gurunya.

Padahal, kunci keberkahan dan kebermanfaatan ilmu terletak pada ridha seorang guru. Rasulullah SAW bersabda :

لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يُوَقِّرْ كَبِيرَنَا وَيَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيَعْرِفْ لِعَالِمِنَا حَقَّهُ

Artinya : “Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang tua, tidak menyayangi yang muda, dan tidak mengetahui hak para ulama.” (HR. Ahmad)

Hadits ini menjelaskan bahwa menghormati guru merupakan bagian dari akhlak seorang muslim. Sebab, seorang guru bukan hanya pemberi ilmu, akan tetapi juga penuntun hati dan penunjuk jalan menuju kebenaran. Dengan menghormatinya, seorang murid sejatinya sedang menundukkan egonya agar ilmu bisa masuk bukan hanya ke dalam pikiran, tetapi juga ke dalam hati.

Di era media sosial, dimana semua orang bisa berpendapat, adab seperti menghormati guru sering terlupakan. Guru kini harus “bersaing” dengan mesin pencari, di mana pengetahuan dapat diakses dengan cepat tanpa perantara. Akibatnya, banyak murid yang berani membantah bahkan mengkritik gurunya di ruang publik tanpa adab.

Padahal, tidak ada seorang guru yang sempurna. Bagaimanapun, mereka adalah manusia biasa yang Allah Swt. ciptakan dengan segala kelebihan dan kekurangan. Tugas kita sebagai murid adalah menghormati dan tidak berburuk sangka padanya. Apabila terlihat aib atau kekhilafan beliau tanpa sengaja, maka sebaiknya kita segera berdoa sebagai berikut :

Baca Juga:  Yuk Coba Pahami! Pandangan Filosofis Islam tentang Sakit

اَللَّهُمَّ اسْتُرْ عَيْبَ مُعَلِّمِي عَنِّي وَلَا تُذْهِبْ بَرَكَةَ عِلْمِهِ مِنِّي

Artinya: “Ya Allah, tutupilah aib guruku dariku, dan jangan Engkau hilangkan berkah ilmunya dariku”

Dengan doa tersebut, semoga kita dapat meraih ilmu yang bermanfaat dengan tetap menjaga prasangka yang baik kepada guru-guru kita semua.

Para ulama besar terdahulu telah memberikan teladan luar biasa dalam menghormati guru. Imam Syafi‘i, misalnya, tidak berani membuka lembaran kitab di hadapan gurunya tanpa izin. Sementara Imam Ahmad bin Hanbal rela menempuh perjalanan jauh hanya untuk mengambil satu hadis dari seorang guru. Bagi mereka, menghormati guru adalah bagian dari menghormati ilmu itu sendiri.

Salah satu kitab masyhur yang membahas adab murid kepada guru adalah Kitab Ta’lim al-Muta’allim karangan Imam Az-Zarnuji. Beberapa adab seorang murid kepada gurunya diantaranya adalah mematuhi segala perintah guru, selama tidak menyimpang dari syariat; memandang guru dengan pandangan memuliakan, bertutur kata yang baik; tidak berjalan di depan beliau; dan sebagainya.

Adab-adab tersebut bukanlah bentuk feodalisme ilmiah, melainkan latihan batin seorang murid agar tumbuh sikap tawadhu (rendah hati). Sebab, ilmu tidak akan menetap di hati yang sombong. Hanya dengan kerendahan hati, cahaya ilmu akan mudah masuk dan memberi manfaat dalam kehidupan.

Oleh karena itu, marilah kita senantiasa menghormati, memuliakan, dan mendoakan para guru kita. Mereka adalah perantara suatu ilmu sampai kepada kita. []Nihayah

Baca Juga:  Pesan dari Kisah Seorang Santri yang Durhaka Kepada Gurunya

Related Posts

Latest Post