Sunnatullah dan Bekal Takwa: Bekal Hidup yang Menuntun Kita Menuju Keberkahan. Yuk Simak Penjelasannya!

Ilustrasi seorang mahasiswa muslim yang sedang membaca Al-Qur’an di bawah pohon rindang yang merupakan simbol perpaduan antara ilmu dan juga ketakwaan. (dokumen pribadi - almuhtada.org)

almuhtada.org – Pernahkah kita merenung, mengapa hidup ini selalu berjalan dengan pola yang berulang? Kadang bahagia, lalu diuji. Kadang berhasil, lalu jatuh. Kadang bertemu, lalu berpisah.

Semuanya silih berganti, seolah menjadi bagian dari ritme kehidupan yang tak pernah berhenti dari kita dilahirkan sampai dengan ajal menjempit kita.

Itulah sunnatullah yang menjadi hukum tetap Allah SWT yang mengatur segala sesuatu di alam semesta.

Mulai dari matahari yang terbit di sebelah timur, air yang mengalir ke laut, hingga manusia yang lahir lalu meninggal dunia, semuanya tunduk pada aturan-Nya.

Sunnatullah mengajarkan kepada kita semua bahwasanya setiap hal di dunia ini berjalan dengan sebab dan akibat. Tidak ada keberhasilan tanpa usaha, dan juga tidak ada kemuliaan tanpa adanya ujian.

Makna Sunnatullah dalam Kehidupan

Allah SWT berfirman:

“Engkau tidak akan mendapati perubahan pada sunnatullah.” (Q.S. Al-Fathir ayat ke-43)

Ayat diatas menegaskan bahwa hukum Allah bersifat tetap. Bila kita menanam kebaikan, maka hasilnya adalah kebaikan. Bila kita berusaha, maka akan datang balasan setimpal. Begitu pula, jika kita lalai, maka akan datang akibat dari kelalaian itu.

Dalam kehidupan kita sebagai seorang mahasiswa, sunnatullah tampak nyata ketika diri kita niatkan dengan hati yang ikhlas untuk senantiasa belajar dengan bersungguh-sungguh, maka insyaAllah semoga hasilnya akan memuaskan.

Tapi jika kita menunda, lalai, atau asal-asalan, maka kegagalan menjadi konsekuensi alami dari pilihan itu. Itu artinya sunnatullah tidak bisa ditawar, namun bisa kita pahami dan kita ikuti dengan sabar.

Baca Juga:  Islam: Perihal Mencintai bukan Menghakimi

Bersabar dalam Proses

Allah SWT berfirman:

“Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah. Sesungguhnya bumi ini milik Allah; diwariskan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. Al-A’raf ayat ke-128)

Ayat diatas menekankan dua hal penting kepada kita semua yaitu memohon pertolongan kepada Allah dan juga selalu bersabar dalam setiap proses hidup kita di dunia ini.

Sebagai mahasiswa, kita sering dihadapkan pada berbagai macam ujian mulai dari tugas menumpuk, dosen yang tegas, nilai yang belum sesuai harapan, hingga tantangan kehidupan pribadi. Namun, semua itu adalah bagian dari proses pembentukan diri kita menjadi lebih baik dan lebih tangguh.

Sabar bukan berarti diam. Sabar adalah bertahan dalam kebaikan, tetap berusaha meski hasil belum tampak, dan terus percaya bahwa setiap ujian adalah latihan menuju kedewasaan.

Maka dari itu, sunnatullah mengajarkan kepada kita semua bahwasanya hasil tidak akan datang seketika, karena setiap keberhasilan butuh proses dan waktu.

Sabar dan Taqwa menjadi Kunci Kehidupan

Dari sunnatullah kita belajar bahwa hidup bukan tentang cepat atau lambat saja, akan tetapi tentang tetap berada di jalan yang benar.

Allah SWT menilai usaha, bukan hasil yang instan. Maka, bersabarlah ketika proses hidup kita terasa panjang, karena Allah SWT sedang menumbuhkan sesuatu dalam dirimu.

Baca Juga:  Nurjaya dan Gema Aditya Mahendra, Mahasantri Pesantren Riset Al-Muhtada Kembali Mengukir Berprestasi

Rasulullah SAW bersabda:

“Sungguh menakjubkan urusan orang beriman. Semua urusannya adalah kebaikan. Jika ia mendapatkan kesenangan, ia bersyukur; dan jika ditimpa kesulitan, ia bersabar — maka itu menjadi kebaikan baginya.” (HR. Muslim)

Inilah yang menjadi esensi hidup dalam bingkai sunnatullah yaitu semoga kita senantiasa tetap beriman, tetap bersabar, dan tetap berusaha dengan niat karena Allah SWT.

Hidup di alam semesta ini tidak pernah berjalan tanpa aturan, dan juga tidak ada ujian tanpa hikmah. Dengan adanya sunnatullah inilah yang menuntun kita untuk memahami bahwa setiap hal terjadi dengan tujuan.

Maka, jadikan taqwa dan kesabaran sebagai bekal utama dalam menuju jalan panjang menuju ridha-Nya. “Karena sesungguhnya, tidak ada usaha yang sia-sia di sisi Allah.” (Q.S. Ali Imran ayat ke-195).

[] ALFIAN HIDAYAT – Mahasantri Pesantren Riset Al-Muhtada Angkatan 5

Related Posts

Latest Post