Hadis Terkenal ini Ternyata Palsu! Berikut Penjelasannya

Ilustrasi orang yang kaget mendengarkan fakta baru (reepik.com - almuhtada.org)

almuhtada.org- Kalian pasti pernah mendengar hadis ini  “النَّظَافَةُ مِنَ الإِيمَانِ”
Artinya: “Kebersihan adalah sebagian dari iman.”

Apa sanad hadis ini? Kebanyakan orang mengira itu merupakan hadis sahih, karena mengajak kita kepada menjaga kebersihan. Namun, siapa yang mengira ini ternyata hadis palsu karena tidak ada sanad yang jelas dan tidak ditemukan dalam kitab-kitab hadis. Hadis ini justru mirip dengan HR. Muslim yakni “Ath-thuhuru syathrul iman” yang memiliki arti “Bersuci separuh dari iman.”,

Banyak sekali hadis palsu yang tersebar di kalangan masyarakat. Bahkan setiap insan di masyarakat sangat mudah mengeluarkan hadis palsu dengan hanya berucap semau mereka. Masyarakat sendiri akan mudah percaya apalagi pada hadis palsu yang memang mengajak kebaikan.

Contoh lain hadis palsu:

“الجنة تحت أقدام الأمهات”

Artinya: “Surga di bawah telapak kaki ibu”

Kalimat ini sangat populer di Indonesia bahkan sampai dijadikan judul film. Tetapi tahukah kalian bahwa hadis ini ternyata palsu. Menurut Al-Ajluni dalam Kash al-Khafa, menyebutkan bahwa hadis ini diriwayatkan oleh Al-Bazzar dan Ath-Tabarani, tetapi sanadnya lemah. Bahkan sebagian ulama mengatakan bahwa tidak ada sanad yang kuat untuk hadis ini.

Selanjutnya hadis palsu yang sering terdengar dikalangan masyarakat adalah

نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ، وَصَمْتُهُ تَسْبِيحٌ، وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ، وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ، وَذَنْبُهُ مَغْفُورٌ”
Artinya: “Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amalnya dilipatgandakan, doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni.”

Jika kita amati hadis ini bertentangan dengan Bulan Ramadan yang berkah, dalam artian ketika kita beribadah di bulan Ramadan justru pahalanya dilipat gandakan, jadi sangat disayangkan ketika menjalani puasa dengan terlalu banyak tidur. Menurut Al-Iraqi dan Al-Albani hadis ini tidak shahih bahkan beberapa ulama menyebutkan hadis ini maudhu (palsu).

Baca Juga:  Zakat Fitrah, dibayar dengan beras atau uang?

Itulah beberapa hadis yang populer dikalangan masyarakat bahkan sering dijadikan bahan untuk menasihati. Namun, sayangnya hadis tersebut tidak memiliki sanad yang jelas. Sebagai muslim kita tidak bisa menerima informasi tanpa melakukan tabayyun. Apalagi dalam urusan agama, kita dilarang keras menyandarkan perkataan kepada Rasulullah tanpa dasar yang sahih. Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah ia menempati tempat duduknya di neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Karena itu, penting bagi kita untuk berhati-hati. Jika mendengar hadis, sebaiknya dicek terlebih dahulu sumber dan derajatnya dari para ulama ahli hadis. Dengan demikian, kita bisa tetap menyampaikan kebaikan kepada orang lain tanpa terjebak pada riwayat yang palsu. Ingatlah bahwa niat baik harus didukung oleh dalil yang benar, agar pesan yang kita sampaikan tidak hanya indah, tetapi juga bernilai ibadah di sisi Allah. [] Nathasya Putri Ratu

Related Posts

Latest Post