Tiga Amalan yang Tidak Akan Terputus Hingga Yaumil Akhir

Gambar orang yang sedang melakukan ibadah (Pinterest.com - almuhtada.org)

almuhtada.org – Setiap manusia yang hidup di dunia pasti akan menemui ajalnya. Kematian adalah gerbang yang memisahkan kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat, sekaligus menjadi momen terputusnya segala amal perbuatan seorang anak Adam. Saat ruh berpisah dari jasad, tidak ada lagi kesempatan untuk shalat, berpuasa, bersedekah, atau beribadah lainnya.

Namun, dengan rahmat dan kasih sayangnya, Allah ta’ala memberikan kesempatan bagi hambanya untuk tetap menuai pahala meskipun telah meninggal dunia. Terdapat tiga amalan istimewa yang pahalanya akan terus mengalir tanpa henti, menjadi bekal abadi di alam barzakh hingga hari kiamat. Amalan ini dikenal dengan sebutan amal jariyah.

Rasulullah menjelaskan hal ini dalam sebuah hadis sahih yang menjadi pegangan bagi seluruh umat Islam. Hadis ini diriwayatkan oleh salah seorang sahabat terdekat Nabi, Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu. Rasulullah bersabda:

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Artinya: “Apabila manusia itu telah mati, maka terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim no. 1631)

Hadis ini memberikan kita peta jalan tentang bagaimana cara mempersiapkan “investasi” jangka panjang untuk kehidupan setelah mati. Mari kita bedah satu per satu tiga amalan mulia tersebut

  1. Sedekah Jariyah (Sedekah yang Terus Mengalir)
Baca Juga:  Kenali Batasmu sebagai Manusia, Strategi Memaksimalkan Kedamaian Hidup

Sedekah jariyah adalah amalan memberikan harta atau aset yang manfaatnya dapat dirasakan secara terus-menerus oleh orang banyak, bahkan setelah pemberinya meninggal dunia. Selama aset tersebut masih digunakan dan memberikan manfaat, maka pahalanya akan terus mengalir kepada orang yang bersedekah.

Berbeda dengan sedekah biasa (seperti memberi uang atau makanan) yang manfaatnya habis seketika, sedekah jariyah memiliki dampak jangka panjang.

Contoh Sedekah Jariyah:

  • Membangun atau turut serta dalam pembangunan masjid, musala, atau pesantren. Selama tempat tersebut digunakan untuk shalat, mengaji, dan beribadah, pahalanya akan terus tercatat.
  • Mewakafkan tanah untuk kepentingan umum, seperti untuk pemakaman, sekolah, atau panti asuhan.
  • Membuat sumber air seperti sumur bor atau saluran irigasi di daerah yang kesulitan air bersih. Setiap tetes air yang dimanfaatkan akan menjadi pahala.
  • Mewakafkan Al-Qur’an, kitab-kitab agama, atau buku-buku pengetahuan ke masjid atau perpustakaan. Setiap huruf yang dibaca dan dipelajari akan mengalirkan pahala.
  • Membangun rumah sakit atau fasilitas kesehatan untuk membantu orang yang sakit.
  1. Ilmu yang Bermanfaat (Ilmu yang Terus Diamalkan)

Amalan kedua adalah ilmu yang bermanfaat. Ini adalah ilmu (baik ilmu agama maupun ilmu dunia) yang diajarkan kepada orang lain, kemudian orang tersebut mengamalkannya dan mengajarkannya lagi kepada generasi berikutnya. Aliran pahala ini akan terus berlanjut tanpa mengurangi pahala orang yang mengamalkannya.

Ilmu yang bermanfaat adalah warisan intelektual dan spiritual yang tidak akan lekang oleh waktu.

Baca Juga:  Prasangka Baik, Baik Pula Untuk Diri Kita

Cara Menyebarkan Ilmu yang Bermanfaat:

  • Mengajar secara langsung, baik menjadi guru, dosen, atau ustadz yang menyebarkan kebaikan.
  • Menulis buku, artikel, atau membuat konten edukatif (video, podcast) yang berisi pengetahuan yang baik dan benar.
  • Mendidik dan menyebarkan ilmu kepada keluarga dan orang-orang di sekitar kita.
  • Mendanai kegiatan dakwah atau pendidikan sehingga ilmu yang bermanfaat dapat terus tersebar luas.

Selama ilmu tersebut masih diajarkan, dipelajari, dan diamalkan, maka sang penyebar ilmu pertama akan terus mendapatkan bagian pahalanya.

  1. Anak Saleh yang Mendoakannya

Investasi terbaik seorang hamba adalah mendidik anak-anaknya menjadi generasi yang saleh dan salihah. Anak yang saleh bukan hanya menjadi penyejuk hati di dunia, tetapi juga menjadi aset paling berharga saat orang tua telah tiada.

Doa seorang anak yang ditujukan khusus untuk orang tuanya yang telah meninggal adalah amalan yang mustajab dan pahalanya sampai kepada mereka. Inilah bentuk bakti seorang anak yang tidak akan pernah putus.

Rasulullah bersabda dalam hadis lain: “Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat seorang hamba yang saleh di surga.” Kemudian hamba itu bertanya, “Wahai Rabb-ku, bagaimana ini bisa terjadi?” Allah menjawab, “Karena doa anakmu untukmu (memohonkan ampunan).” (HR. Ahmad, dinilai sahih oleh Syekh Syu’aib Al-Arnauth).

Oleh karena itu, mendidik anak dengan pendidikan agama yang kuat, menanamkan akidah yang lurus, dan mengajarkan akhlak yang mulia adalah bagian dari ikhtiar mempersiapkan amal yang tidak terputus ini.

Baca Juga:  Memahami Keutamaan Salat Sunnah

Kematian memang sebuah kepastian yang menghentikan segala aktivitas duniawi kita. Namun, melalui petunjuk dari Rasulullah, kita diberi kesempatan untuk mempersiapkan tiga “rekening pahala” yang akan tetap aktif bahkan setelah kita berpulang.

Mari kita manfaatkan sisa umur yang ada untuk berinvestasi pada ketiga amalan mulia ini: menyisihkan sebagian harta untuk sedekah jariyah, tidak pelit dalam membagikan ilmu yang bermanfaat, dan berusaha sekuat tenaga mendidik generasi penerus menjadi anak-anak yang saleh yang senantiasa mendoakan kita. Semoga kita termasuk orang-orang yang terus menerima aliran pahala hingga hari penimbangan amal kelak. Aamiin. [Ghazi Ubaidillah]

Related Posts

Latest Post