Perbedaan Ila Ruhi, Ila Arwahi, Ila Hadrati saat Mengirimkan Al-Fatihah

Ilustrasi seseorang yang tengah berdoa (freepik.com - almuhtada.org)

almuhtada.org – Pernahkah kamu mengikuti acara yasinan atau tahlilan? Pada awal acara tersebut, mereka biasa menyebut ila hadrati, ila ruuhi, ataupun ila arwahi sebelum membacakan surah Al-Fatihah.

Lalu, apa maksud dari kata tersebut? Mengapa digunakan di dalam acara tersebut? Yuk simak penjelasan berikut!

Keutamaan Surah Al-Fatihah

Al-Fatihah memiliki segudang keutamaan bagi umat Islam. Ia merupakan salah satu surah yang paling mulia di dalam Al-Qur’an. Sebagaimana hadis yang  diriwayatkan oleh Tirmizi, no. 2875 dan disahihkannya berikut.

Dari Abu Hurairah radiallah anhu sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda kepada Ubay bin Ka’ab:

أَتُحِبُّ أَنْ أُعَلِّمَكَ سُورَةً لَمْ يَنْزِلْ فِي التَّوْرَاةِ وَلَا فِي الْإِنْجِيلِ وَلَا فِي الزَّبُورِ وَلَا فِي الْفُرْقَانِ مِثْلُهَا ؟ قَالَ : نَعَمْ ، يَا رَسُولَ اللَّهِ ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : كَيْفَ تَقْرَأُ فِي الصَّلَاةِ ؟ قَالَ : فَقَرَأَ أُمَّ الْقُرْآنِ . فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : (وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ مَا أُنْزِلَتْ فِي التَّوْرَاةِ وَلَا فِي الْإِنْجِيلِ وَلَا فِي الزَّبُورِ وَلَا فِي الْفُرْقَانِ مِثْلُهَا) صححه الألباني في صحيح الترمذي

“Apakah engkau suka aku ajarkan kepadamu surat yang belum diturunkan di Taurat, Injil, Zabur tidak juga dalam Al-Furqan sepertinya?” Dia menjawab, “Ya. Wahai Rasulullah.” Rasulullah saw. bersabda, “Bagaimana Anda membaca dalam salat?” Beliau menjawab, “Membaca Ummul Qur’an (Al-Fatihah).” Maka Rasulullah saw. bersabda, “Demi jiwaku yang ada ditangan-Nya. Tidak diturunkan dalam Taurat, Injil, Zabur tidak juga dalam Al-Furqan (surat) semisalnya.”

Baca Juga:  Adab dan Etika Berdo’a dalam Islam

Oleh karenanya, dalam Ahlusunnah wal Jama’ah sering mendoakan seseorang dengan bacaan Al-Fatihah.

Salah satu cara agar cepat terkabulnya doa kita yakni dengan menjalankan tata krama atau adab dalam berdoa. Adab yang baik dalam mendoakan seseorang yakni dengan kata awalan, seperti ila hadrati, ila ruuhi, ataupun ila arwahi.

Lalu, apa perbedaan antara ketiga kata tersebut? Simak penjelasan berikut.

Perbedaan Ila Hadrati, Ila Ruuhi, Ataupun Ila Arwahi

Orang-orang yang saleh, wali-wali Allah, kaum Salihin, syuhada, ulama’, dan tentunya Nabi Muhammad saw. merupakan golongan-golongan makhluk yang sangat mulia di sisi Allah Swt.

Mereka itu makhluk yang hidup dan terus hidup selamanya. Sebagaimana firman Allah Swt. pada Al-Baqarah ayat 154 berikut.

وَلَا تَقُوْلُوْا لِمَنْ يُّقْتَلُ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اَمْوَاتٌۗ بَلْ اَحْيَاۤءٌ وَّلٰكِنْ لَّا تَشْعُرُوْنَ

Artinya: “Janganlah kamu mengatakan bahwa orang-orang yang terbunuh di jalan Allah (mereka) telah mati. Namun, (sebenarnya mereka) hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya”.

Cara menyebut orang-orang mulia yang hidup tersebut yakni dengan ila hadrati. Jadi, kata tersebut juga bisa ditujukan kepada orang tua kita yang masih hidup.

Adapun ila ruuhi menunjuk pada suatu ruh atau rohani seseorang, baik itu perempuan ataupun laki-laki, baik hidup maupun tidak hidup. Sedangkan ila arwahi hanya merupakan bentuk jamak dari ila ruuhi.

Demikian perbedaan antara ila ruuhi, ila arwahi, dan ila hadrati. Semoga bisa bermanfaat. Aamiin.

Baca Juga:  Keutamaan dari bismillah, santri harus tau

Penulis: Syukron Ma’mun

Related Posts

Latest Post