Tertawa itu Boleh, tapi Ada Batasannya

Ilustrasi orang-orang yang tertawa terbahak-bahak (pixabay.com - almuhtada.org)

almuhtada.org – Kalian pasti sering tertawa bukan? Apalagi ketika melihat ataupun mendengar sesuatu yang lucu. Ya, tertawa adalah fitrah manusia dan merupakan respon alami tubuh. Dan tertawa juga bukanlah sesuatu yang dilarang apalagi diharamkan. Akan tetapi, dalam islam tertawa berlebihan tidaklah dianjurkan.

Mengapa begitu?

Imam Nawawi al-Bantani dalam Tanqîhul Qaul menjelaskan bahwa salah satu akhlak mulia adalah menjaga diri dari banyak tertawa. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah:

قَالَ رسوالله صلي الله عليه وسلام  : لا تُكْثِروا الضَّحِكَ فإنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ القَلْب

“Janganlah kalian banyak tertawa, karena banyak tertawa itu mematikan hati.” (HR. Ibn Majah)

Maksud mematikan hati disini adalah memicu kerasnya hati jadi sulit menerima nasihat dan kebenaran. Orang yang sering tertawa terbahak-bahak akan mudah lalai, kehilangan rasa takut kepada Allah, dan terjerumus dalam perbuatan sia-sia.

Al-Tirmizi meriwayatkan dalam Syama’il al-Muhammadiyah dari Hind bin Abi Halah, ia berkata:

جلّ ضحكه التبسم، يفترّ عن مثل حبّ الغمام

Artinya: “Kebanyakan tawa Nabi hanyalah senyuman, tampak gigi putihnya.”

Aisyah Ra. juga mengabarkan sifat tawa Nabi:

مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُسْتَجْمِعًا قَطُّ ضَاحِكًا حَتَّى أَرَى مِنْهُ لَهَوَاتِهِ إِنَّمَا كَانَ يَتَبَسَّمُ

Artinya: “Saya tidak pernah melihat Rasulullah tertawa terbahak-bahak hingga terlihat langit-langit mulutnya, beliau hanya biasa tersenyum.” (HR. Al-Bukhari).

Sedikit tertawa dan lebih banyak tersenyum adalah akhlak Rasulullah.  Diceritakan bahwa ketika Rasulullah tertawa dengan sedikit keras, Rasulullah menutupi bibir menggunakan tangan atau sorbannya. Hal ini menjadi contoh agar kita, umat islam tidak melampaui batas dalam mengekspresikan kegembiraan.

Baca Juga:  Tertawa Dapat Mematikan Hati? Simak Penjelasannya Lebih Lanjut

Nah bagaimanakah adab kita ketika tertawa?

  1. Tidak tertawa terbahak-bahak, cukup dengan tersenyum

Rasulullah lebih banyak tersenyum daripada tertawa keras. Dengan menahan diri dari tawa berlebihan, seorang muslim menjaga kelembutan hati dan wibawanya.

  1. Tertawa seperlunya

Rasulullah mengingatkan bahwa terlalu banyak tertawa dapat mematikan hati, yakni menjadikan hati keras dan jauh dari dzikir.

  1. Tidak berdusta untuk membuat orang lain tertawa

Islam melarang kebohongan dalam bentuk apa pun, termasuk dalam candaan. Karena itu, seorang muslim harus menjaga lisannya agar tetap jujur, meski dalam bercanda.

  1. Tidak mentertawakan keburukan/kekurangan orang lain

Menjadikan aib orang lain sebagai bahan tertawaan adalah perbuatan tercela. Adab tertawa dalam Islam mengajarkan untuk menjaga perasaan sesama, bukan merendahkan mereka.

Dengan menerapkan sikap tersebut, kita bisa menjaga kelembutan hati, terhindar dari kelalaian dan meningkatkan ketenangan jiwa. Senyum adalah ibadah, sedangkan tertawa secukupnya adalah kebaikan. Maka, seorang muslim sebaiknya memperbanyak dzikir, menjaga hati dengan sedikit tertawa, serta meneladani sunnah Rasulullah dalam berakhlak. [] Siti Alawiya

Related Posts

Latest Post