Insya Allah, Janji yang Mengajarkan Kita Berusaha dan Bertawakal

Ilustrasi orang sedang berjanji (pinterest.com-almuhtada.org)

Almuhtada.org- Sering kali kita mendengar ungkapan Insya Allah ketika seseorang berjanji atau merencanakan sesuatu. Namun, tidak sedikit yang keliru dalam memahami makna dari ungkapan tersebut. Dalam perspektif Islam, Insya Allah memiliki arti “jika Allah menghendaki,” sehingga mengandung pengakuan bahwa segala sesuatu bergantung sepenuhnya pada kehendak Allah SWT, bukan semata-mata niat manusia.

Baca Juga:  Inkuisisi Spanyol: Ketika Umat Muslim Dipaksa Pindah Keyakinan

Kesalahan yang umum terjadi ialah menganggap Insya Allah sebagai kepastian mutlak, sehingga menimbulkan kekecewaan jika janji tidak terlaksana. Padahal, ungkapan tersebut justru menegaskan keterbatasan manusia dan masa depan sepenuhnya ada di tangan Allah.

Selain itu, di antara kesalahan lain ialah mengucapkan Insya Allah tanpa kesungguhan hati atau sekadar untuk menghindari tanggung jawab. Padahal, Islam mengajarkan agar manusia tetap berusaha sebaik mungkin dan ikhlas, kemudian menyerahkan hasilnya kepada Allah SWT.

Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Kahfi ayat 23-24

وَلَا تَقُوْلَنَّ لِشَا۟يْءٍ اِنِّيْ فَا عِلٌ ذٰلِكَ غَدًا

اِلَّاۤ اَنْ يَّشَآءَ اللّٰهُ ۖ وَا ذْكُرْ رَّبَّكَ اِذَا نَسِيْتَ وَقُلْ عَسٰۤى اَنْ يَّهْدِيَنِ رَبِّيْ لِاَ قْرَبَ مِنْ هٰذَا رَشَدًا

“Dan jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu, “Aku pasti melakukan itu besok pagi”, kecuali (dengan mengatakan), “Insya Allah.” Dan ingatlah kepada Tuhanmu apabila engkau lupa dan katakanlah, “Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepadaku agar aku yang lebih dekat (kebenarannya) daripada ini.””

(QS. Al-Kahf 18: Ayat 23-24)

Ayat ini menegaskan pentingnya menyertakan Insya Allah dalam setiap perencanaan agar selalu mengingat bahwa keberhasilan tergantung kepada izin Allah.

Rasulullah SAW juga bersabda:

عَنْ عِتْبَانَ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: وَدِدْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنْ تَأْتِينِي فَتُصَلِّيَ فِي بَيْتِي فَأَتَّخِذَهُ مُصَلًّى، فَقَالَ: سَأَفْعَلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ

Artinya: Itban bin Malik berkata, “Aku ingin, ya Rasulullah, engkau datang ke rumahku dan salat di sana, maka aku jadikan tempat salat,” Rasulullah berkata, “Saya akan melakukannya, Insya Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits itu mengajarkan bahwa Rasulullah selalu menyertakan Insya Allah dalam janji, menunjukkan bahwa segala sesuatu terjadi jika Allah menghendaki. Ini mengingatkan kita untuk tidak menganggap janji pasti tanpa kehendak Allah, serta menanamkan rasa tawakal dan sikap rendah hati.

Oleh karena itu, memahami dan menggunakan Insya Allah secara tepat hendaknya disertai dengan:

1. Niat yang tulus dan kesungguhan hati dalam berjanji dan berusaha.

2. Melaksanakan usaha nyata untuk menepati janji atau tujuan.

3. Menyadari sepenuhnya bahwa hasil dan kelancaran hanya milik Allah SWT.

4. Tidak menjadikan Insya Allah sebagai alasan untuk malas atau menghindar dari tanggung jawab.

Baca Juga:  Sering Bertikai? Ini Penjelasannya dalam Islam!

Singkatnya, Insya Allah bukan sekadar ucapan kosong, melainkan pernyataan iman yang mengajarkan kita untuk berserah diri kepada Allah sekaligus berikhtiar sungguh-sungguh. Dengan memahami makna tersebut, janji dan rencana kita akan lebih bermakna dan sesuai dengan tuntunan agama.[Siti Fatimah]

 

 

 

Related Posts

Latest Post