almuhtada.org – Ilmu dalam agama Islam diibaratkan sebagai cahaya penerang kehidupan yang akan membimbing manusia baik di dunia maupun akhirat. Menuntut ilmu bukan hanya anjuran, tetapi kewajiban bagi setiap muslim.
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Tholabul imli faridhotun ala kulli muslimin wa muslimatin
Artinya: Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.
Salah satu karya klasik yang masyhur dikalangan santri adalah Nadzom Alala. Nadzom Alala adalah sebuah kitab syair karangan Syaikh Az-Zarnuji yang berisikan nasehat dan adab. Alala disusun dalam bentuk nadzom (syair) dan populer dikalangan santri, sebagai pengantar sebelum mempelajari kitab-kitab yang lebih kompleks.
Melalui untaian kata yang sederhana namun bermakna, syair ini memberikan panduan agar penuntut ilmu tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki bekal akhlak, kesungguhan, dan kesabaran. Kitab Alala juga menjabarkan 6 syarat bagi pencari ilmu, sebagai berikut:
ذُكَاءٍ وَ حِرْصٍ وَ اصْطِبَارٍ وَ بُلْغَةٍ # وَ اِرْشَادِ اُسْتِاذٍ وَ طُوْلِ زَمَانٍ
Kecerdasan, ketekunan, kesabaran, dan bermodal, petunjuk guru, serta waktu yang tidak sebentar.
- Kecerdasan (dzaka’un)
Kecerdasan yang dimaksud di sini bukan hanya seputar orang orang yang memiliki kecerdasan diatas rata-rata, tetapi orang yang memiliki kemampuan untuk belajar. Semua orang tentunya memiliki kemampuan dan kecerdasan sesuai dengan bidangnya masing-masing, maka dzaka’un ini menjadi modal pertama bagi penuntut ilmu.
- Ketekunan (hirshun)
Tekun menjadi kunci seorang pelajar bisa mendapatkan banyak ilmu dan faedah dalam masa belajarnya. Seorang pelajar harus memiliki rasa tidak cepat puas atas ilmu yang telah dikuasai, sehingga seorang pelajar akan memiliki semangat untuk mempelajari hal-hal baru yang lain.
- Kesabaran (ishtibarun)
Dalam proses belajar nanti, tentu saja akan terdapat banyak sekali cobaan, baik dalam tekanan mental, fisik, maupun spiritual, maka diperlukan kesabaran untuk menghadapi berbagai rintangan yang akan dihadapi agar pelajar dapat berproses sampai tuntas.
- Modal (Bulughatan)
Modal yang terpenting dalam proses menuntut ilmu adalah rezeki yang mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari dengan mengusahakan rezeki yang halal atau menabung sebagai salah satu cara mendapatkan modal untuk mencari ilmu.
- Petunjuk guru, (irsyadu ustadzin)
Petunjuk atau pengarahan guru sangat penting agar kita tidak tersesat dan memiliki sanad keilmuan yang jelas. Tidak baik menyimpulkan suatu ilmu atau permasalahan dengan terburu-buru dan pengetahuan yang kurang memadai.
- Waktu yang tidak sebentar (thulu zamanin)
Seorang pelajar harus belajar dengan waktu yang sudah ditentukan agar mendapatkan pemahaman yang baik serta cara mengamalkannya.
من لم يذق مر التعلم ساعة, تجرع ذل الجهل طول حياته
“Barang siapa yang tidak mampu menahan lelahnya belajar, maka ia harus mampu menahan perihnya kebodohan”.
Ilmu pengetahuan adalah kekuatan, dengan menuntut ilmu, kita tidak hanya mengubah diri sendiri, tetapi juga dunia sekitar kita. Menuntut ilmu juga harus diimbangi dengan pengamalan ilmu itu sendiri, karena ilmu tanpa amal bagaikan pohon tanpa buah, amal adalah buah dari ilmu.
Sebaik-baiknya ilmu adalah yang bermanfaat, ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diamalkan. Semoga dengan begitu kita senantiasa mendapat keberkahan dan ridha Allah SWT. []Nadjua Maulida Syahra