Almuhtada.org – Seorang penuntut ilmu tidak boleh futur dalam usahanya untuk memperoleh dan mengamalkan ilmu.
Futur yaitu suatu penyakit dengan datangnya rasa malas, enggan, dan lamban pada seorang penuntut ilmu yang dimana sebelumnya ia merupakan sosok yang rajin, bersungguh-sungguh dan penuh semangat.
Futur adalah salah satu penyakit yang sering menyerang sebagian ahli ibadah, para da’i, dan penuntut ilmu. Sehingga seorang akan menjadi lemah dan malas, bahkan terkadang berhenti sama sekali dari melakukan aktivitas kebaikan.
Futur adalah penyakit yang sangat ganas, namun tidaklah Allah SWT menurunkan penyakit melainkan Dia pun menurunkan obatnya. Berikut merupakan obat dari adanya penyakit futur tersebut :
- Memperbaharui keimanan
Cara kita dalam memperbaharui keimanan disini yaitu dengan mentauhidkan Allah SWT dan memohon kepada-Nya agar ditingkatkan keimanan kita, tentu saja hal tersebut juga diiiringi dengan memperbanyak ibadah seperti menjaga salat wajib lima waktu dengan berjama’ah, mengerjakan salat-salat sunnah rawatib, melakukan salat tahajjud dan witir.
Begitu juga dengan bersedekah, menjalin silaturrahim, birrul walidain (berbakti kepada kedua orang tua) dan bentuk amalan-amalan ketaatan yang lainnya.
- Merasa selalu diawasi oleh Allah SWT dan banyak berdzikir kepada-Nya
Dengan merasa selalu diawasi oleh Allah SWT maka senantiasa akan menimbulkan keyakinan bahwa Allah SWT, dzat yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan.
Keyakinan ini akan mendorong untuk selalu berperilaku dengan baik dan bertaqwa kepada-Nya karena yakin bahwa Allah SWT selalu mengawasi segala tindakan yang dilakukan.
Dengan begitu seseorang akan termotivasi untuk selalu produktif dan tidak bermalas-malasan selain itu kita juga akan merasa aman dan nyaman, karena tahu bahwa Allah SWT selalu bersama kita.
Kemudian dzikir adalah salah satu cara untuk senantiasa mengingat Allah SWT. memperbanyak dzikir adalah cara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan menjaga hubungan dengan-Nya.
Orang yang banyak berdzikir cenderung lebih sadar akan kehadiran Allah dalam hidup mereka dan lebih bersyukur atas segala berkah yang diberikan-Nya.
- Ikhlas dan takwa
Ikhlas mengacu pada kondisi dimana mengharuskan seseorang untuk melakukan perbuatan baik atau beribadah hanya untuk memperoleh ridha Allah, sedangkan taqwa mengacu pada selalu berusaha untuk menjalani kehidupan yang benar dan taat kepada Allah.
Kedua konsep ini sangat penting dalam Islam karena membantu membangun hubungan yang kuat antar individu dengan Allah serta mengarahkan perilaku ke arah yang baik karena seseorang yang memiliki taqwa akan mendapatkan perlindungan dan petunjuk dari Allah SWT.
- Mensucikan hati (dari kotoran syirik, bid’ah, dan maksiat)
Hati yang baik maka akan mendatangkan perilaku yang baik pula. Oleh karena itu untuk menghindari penyakit futur maka diperlukan hati yang suci dan bersih dari kotoran syirik, bid’ah, dan maksiat.
- Mengatur waktu dan menginstropeksi diri
Tentu kita tahu bahwa mengatur waktu sangatlah penting, jika tidak diatur sedemikian mungkin maka waktu yang kita miliki akan sia-sia dan banyak hal yang tidak terhandle dengan baik. Dengan mengatur waktu akan menghindarkan seseorang dari sikap bermalas-malasan.
Sedangkan menginstropeksi diri adalah suatu cara dimana seseorang mengevaluasi pemikiran, perasaan, hingga perbuatan apa saja yang telah dilakukan, sehingga mengetahui mana yang perlu diperbaiki dalam diri.
- Mencari teman yang shalih
Dengan mencari teman yang shalih maka akan mendapat suatu lingkup pertemanan yang baik. Dengan begitu akan timbul perilaku yang baik pula pada diri kita, sehingga pastinya akan menjauhkan kita dari rasa enggan dan malas dalam melakukan amalan kebaikan.
- Memperbanyak mengingat kematian dan takut terhadap su-ul khatimah (akhir kehidupan yang buruk)
Selalu mengingat akan kematian dan takut terhadap su-ul khatimah akan membuat diri kita selalu ingin melaksanakan ibadah, dengan demikian pastinya kita akan selalu rajin dalam melakukan aktivitas kebaikan.
- Sabar dan terus belajar untuk bersabar
Sabar juga merupakan salah satu ajaran Islam yang dianjurkan, dan sebagai umat muslim dianjurkan untuk bersabar dalam menghadapi berbagai situasi. Untuk memiliki sikap sabar dalam diri maka juga diperlukan adanya belajar untuk terus bersabar dalam menghadapi situasi apapun. [] Aisyatul Latifah
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah