Ketika Doa Terjawab maupun Tidak, Seorang Muslim Harus Tetap Berbahagia, Simak Penjelasannya!

Almuhtada.org– Dalam kehidupan seorang muslim, doa adalah sarana utama untuk berkomunikasi dengan Allah SWT. Doa mencerminkan harapan, permohonan, dan kebergantungan kita sepenuhnya kepada-Nya. Namun, terkadang saat doa belum juga dikabulkan, hati kita diuji dengan rasa kecewa dan sedih.

Di sinilah kedewasaan iman diuji mampu menerima takdir Allah dengan lapang dada dan percaya bahwa apa yang Dia berikan adalah yang terbaik.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

كُتِبَ عَلَيْکُمُ الْقِتَا لُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّـكُمْ ۚ وَعَسٰۤى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْــئًا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّـکُمْ ۚ وَعَسٰۤى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْــئًا وَّهُوَ شَرٌّ لَّـكُمْ ۗ وَا للّٰهُ يَعْلَمُ وَاَ نْـتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 216)

Ayat Ini menunjukkan bahwa anugerah, ketentuan, dan pengabulan doa berada dalam kekuasaan mutlak Allah, yang Maha Tahu apa yang terbaik bagi kita. Mungkin apa yang kita minta bukanlah yang terbaik untuk kita, dan Allah dengan kasih sayang-Nya menunda atau menggantinya dengan yang lebih baik.

Dalam sebuah hadits disebutkan,

« ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ». قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ « اللَّهُ أَكْثَرُ »

Baca Juga:  Yuk Kenali Arti dari Kalimat “Uripa Legowo Supaya Miguna!!” dan kaitannya dalam Islam

Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan do’anya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan .” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do’a-do’a kalian.” (HR. Ahmad )

Hadist ini memberikan pembelajaran untuk kita, meskipun doa kita belum tampak jawabannya di dunia, bisa jadi Allah menyimpan balasan yang jauh lebih baik di akhirat, atau mengabulkannya di waktu yang tepat sesuai hikmah-Nya.

Berbahagia saat doa dikabulkan adalah naluriah manusia, tapi lebih mulia jika kita bisa berbahagia juga bila doa belum dikabulkan. Karena saat itu, kita menunjukkan kualitas iman dan tawakal kita kepada Allah. Keyakinan bahwa Allah Maha Mengetahui dan Maha Penyayang membuat kita menerima takdir dengan hati lapang.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

قَا لَ رَجُلٰنِ مِنَ الَّذِيْنَ يَخَا فُوْنَ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِمَا ادْخُلُوْا عَلَيْهِمُ الْبَا بَ ۚ فَاِ ذَا دَخَلْتُمُوْهُ فَاِ نَّكُمْ غٰلِبُوْنَ ۚ وَعَلَى اللّٰهِ فَتَوَكَّلُوْۤا اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ

“Berkatalah dua orang laki-laki di antara mereka yang bertakwa, yang telah diberi nikmat oleh Allah, “Serbulah mereka melalui pintu gerbang (negeri) itu. Jika kamu memasukinya, niscaya kamu akan menang. Dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang beriman.””

Baca Juga:  Menjaga Hati di Era Digital: Tantangan dan Solusi dalam Perspektif Islam

(QS. Al-Ma’idah 5: Ayat 23)

Justru dengan bertawakal, bersabar, dan ridha, kita memupuk ketenangan hati dan semakin dekat dengan Allah. Kebahagiaan sejati bukan hanya soal hasil doa, tapi bagaimana kita mensyukuri dan menyerahkan segalanya hanya pada-Nya.

Jadi, sikap terbaik adalah berdoa dengan sungguh-sungguh, berharap terkabul, tapi siap menerima apa pun ketetapan Allah dengan ikhlas dan bahagia. Karena memang, saat Allah mengabulkan doamu. [Siti Fatimah]

Related Posts

Latest Post