almuhtada.org– Dalam Al-Qur’an, banyak ayat yang menjelaskan tentang datangnya hari kiamat. Ayat-ayat tersebut tidak hanya bertujuan untuk mengabarkan tentang masa depan, tetapi juga menjadi peringatan agar manusia memperbaiki diri selama hidup di dunia.
- Surah Al-Zalzalah (99): 1–8
“Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung) nya, dan manusia bertanya: ‘Mengapa bumi (jadi begini)?’ Pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya. Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasannya). Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasannya).”
Makna : Surah ini menggambarkan keguncangan hebat pada hari kiamat, di mana bumi akan “berbicara” dan memberitakan segala amal manusia. Ayat ini juga menunjukkan bahwa tidak ada amal sekecil apa pun yang akan luput dari pembalasan.
- Surah Al-Qari’ah (101): 1–11
“Hari Kiamat. Apakah Hari Kiamat itu? Dan tahukah kamu apakah Hari Kiamat itu? Pada hari itu manusia seperti anai-anai yang beterbangan, dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan. Maka adapun orang yang berat timbangan (kebaikannya), maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang yang ringan timbangan (kebaikannya), maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas.”
Makna : Ayat ini menggambarkan suasana mencekam dan kacau pada hari kiamat. Nasib manusia ditentukan berdasarkan amalnya. Mereka yang berat kebaikannya akan selamat, sementara yang ringan kebaikannya akan celaka.
- Surah Al-Infithar (82): 1–5
“Apabila langit terbelah, dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan, dan apabila lautan dijadikan meluap, dan apabila kuburan dibongkar, maka setiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikan.”
Makna : Surah ini menggambarkan kerusakan kosmis yang luar biasa pada hari kiamat, yang kemudian diikuti dengan pembalasan berdasarkan amal perbuatan masing-masing manusia.
- Surah Al-Haaqqah (69): 13–18
“Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup, dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat, dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi lemah. Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Pada hari itu delapan malaikat memikul ‘Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka. Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatu pun dari keadaanmu yang tersembunyi.”
Makna : Ayat ini menjelaskan datangnya kiamat ditandai dengan tiupan sangkakala. Manusia dikumpulkan dan dihadapkan kepada Allah. Tidak ada yang bisa disembunyikan dari-Nya.
- Surah At-Takwir (81): 1–14
“Apabila matahari digulung, dan apabila bintang-bintang berjatuhan, dan apabila gunung-gunung dihancurkan, dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan, dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan, dan apabila lautan dipanaskan, dan apabila jiwa-jiwa dipertemukan (dengan pasangannya), dan apabila bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh, … maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya.”
Makna : Surah ini menggambarkan kehancuran alam semesta pada hari kiamat, disusul dengan pengadilan yang sangat teliti terhadap amal manusia.
Tujuan dari penyebutan kiamat dalam banyak surah adalah sebagai peringatan, pembelajaran, dan motivasi bagi manusia agar senantiasa bertakwa, beramal saleh, dan menjauhi perbuatan dosa. [Qoula Athoriq Qodi]