almuhtada.org – Beriringan dengan pesatnya perkembangan alat transportasi di dunia, memungkinkan terjadinya laju cepat dalam waktu tempuh perjalanan. Dengan alat transportasi memungkinkan perjalanan yang dahulu memerlukan waktu berbulan-bulan, kini dapat ditempuh hanya dalam beberapa jam.
Dalam Hadist Riwayat Imam Bukhori, disebutkan bahwa kondisi safar atau berpergian merupakan sebuah penyiksaan. Seperti halnya banyak resiko yang mung terjadi; resiko lapar, dahaga, dan kurang istirahat, di dalam perjalanan juga terdapat resiko kecelakaan yang dapat menyebabkan terluka atau bahkan meninggal dunia.
Untuk itu, seorang Muslim hendaknya memperhatikan adab dalam berpergian sebagaimana yang telah diterapkan dalam Islam. Berbicara tentang itu, ada baiknya seorang Muslim Memperhatikan adab dalam berpergian, sebagai berikut:
- Berpamitan dan Mengucapkan Salam
Dari Musa bin Wardan berkata; Abu Hurairah berkata kepada seorang laki-laki: “Kemarilah, saya akan mengucapkan selamat tinggal (berpamitan) kepadamu sebagaimana Rasulullah SAW mengucapkan selamat tinggal kepadaku, atau sebagaimana Rasulullah SAW mengucapkan selamat tinggal; aku titipkan engkau kepada Allah yang tidak menyia-nyiakan titipan-Nya”.
- Membaca Do’a: “Bismillahi tawakaltu ‘alaalllahi laa haulaa walaa quwwata illa billah”
- Berada di tempat yang sesuai dengan haknya bukan mengambil orang lain, contohnya ketika duduk di transportasi umum agak lebih peka terhadap sekitar.
- Membaca Do’a naik kendaraan
سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ
- Memperbanyak berdzikir dalam setiap perjalanan
سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ
- Segera Kembali ketika urusannya sudah selesai
[] Lailia Lutfi F