Keindahan Hari Raya Idul Adha

Almuhtada.org — Sekian lama menanti semua perjuangan yang sudah berlalu dengan keringat panas. Penuh dengan kepanikan, ketakutan, dan harapan yang tidak pernah tersampaikan dalam mulut.

Kegigihan yang terus-menerus bertahan dalam gelap dunia yang tidak terlihat gelap. Semua kekurangan telah ditutup oleh penguasa yang tidak berkompeten.

Semua tercurahkan dalam satu hari, dengan penuh canda-tawa, gura-ria. Mereka menggorok leher yang lezat dengan penantian yang tidak bisa dinantikan.

Semua orang berbondong-bondong menyaksikannya sembari melantunkan kalimat yang merdu yakni Takbir. Semua yang dikorbankan akan dimakan bersama-sama, dengan adil jika memang adil.

Para sapi dan kambing yang sudah terbiasa menjadi bahan makanan manusia. Menjalin silaturahmi sebagai momen terakhir antar hewan ternak kaki empat.

Saling membantu tanpa konflik yang rumit kemudian menyantap hasil bersama-sama. Mengandalkan pengetahuan visual dan amatir sebagai pondasi mengolah daging korban.

Baca Juga:  Mari Refleksi! Makna Idul Adha dalam Kehidupan Kita

Hari indah ini terasa tidak ingin terlewat begitu saja tapi waktu tidak bisa kembali. Luangkanlah demi hal ini dari kesibukan dunia yang hasilnya tidak pasti.

Mungkin hari raya Idul adha ini adalah yang terakhir bagimu. Tiada yang mengetahui akan hinanya dunia jika tidak bisa melalui hari ini.

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ.

Artinya : “Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar. Segala puji bagi-Nya.”

Kalimat yang terus diucapkan tiada henti oleh umat muslim hingga 3 hari berlalu. Semuanya memasak, memanggang, dan membakar setiap daging yang telah dibagikan.

Dengan suka cita tanpa pamrih mereka menikmati proses dan hasilnya. Baik itu enak atau tidak, gagal atau berhasil mereka menerima semuanya.

Sungguh kehidupan yang selalu didambakan oleh umat muslim. Tidak memasalahkan gagal atau berhasilnya suatu proses tetap diterima dengan senyum tulus.

Harapan yang terus bernaung dalam genggaman yang kuat. Membuat hal sulit menjadi mudah begitu dilakukan tanpa peduli konsekuensinya.

Sungguh hari ini penuh dengan kejutan dan akan menjadi momen terakhir. Sebelum ajal menjemput entah kapan dan dimana, dengan harapan lepas dari genggamannya. [] Ngafif Fatah Damawan

 

 

Related Posts

Latest Post