Merintih atau Belajar : Dua Sikap dalam Menghadapi Ujian Kehidupan

Ilustrasi seorang muslim mencari ketenangan dalam ujian melalui doa dan tawakal (Pinterest.com - almuhtada,org)

almuhtada.org – Sebagaimana musibah, ujian juga merupakan bentuk kasih sayang dan perhatian Allah kepada hamba-Nya. Ujian datang bukan untuk menghancurkan, melainkan untuk menguatkan. Setiap ujian menyimpan pilihan: merintih dan menyerah, atau bangkit dan belajar. Maka, ketika kita dihadapkan pada beratnya beban hidup atau sulitnya soal-soal ujian sekolah, pertanyaannya bukan “kenapa ini terjadi?”, tapi “apa yang Allah ajarkan lewat ini?”

Ujian sebagai Jalan Peningkatan Derajat

Dalam Islam, setiap ujian memiliki nilai yang sangat tinggi. Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 155: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”

Allah memberi kabar gembira kepada mereka yang bersabar, bukan kepada mereka yang merintih dalam keputusasaan. Sebab, sabar bukan hanya menerima keadaan, melainkan juga ikhtiar dan belajar dari apa yang menimpa. Dalam hadits riwayat Muslim, Nabi Muhammad bersabda: “Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, maka Allah akan mengujinya.” (HR. Muslim).

Ujian sejatinya adalah tanda cinta dari Allah. Maka dari itu, ketika seorang pelajar merasa lelah belajar atau merasa soal ujian terlalu sulit, pilihannya hanya dua : merintih dalam malas, atau bangkit menjemput ilmu sebagai bentuk ibadah. Belajar sebagai Bentuk Ibadah

Belajar tidak hanya sekadar aktivitas duniawi. Dalam Islam, menuntut ilmu adalah ibadah. Nabi Muhammad bersabda: “Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim).

Baca Juga:  Yuk Cek! Ini Dia 4 Kiat-kiat Memilih Teman yang Baik Sesuai dengan Ajaran Islam

Bayangkan, saat kita belajar menghadapi ujian sekolah, kita sedang menempuh jalan menuju surga jika diniatkan karena Allah. Maka betapa rugi bila kita memilih merintih, malas, dan menunda belajar, dibandingkan menghidupkan malam-malam kita dengan buku dan doa.

Ujian Dunia untuk Menghindari Ujian Akhirat

Ujian di dunia sejatinya ringan dibandingkan ujian di akhirat. Dan seringkali, Allah menjadikan ujian dunia sebagai penghapus dosa-dosa. Dalam hadits riwayat Bukhari disebutkan: “Tidaklah seorang Muslim tertimpa keletihan, penyakit, kekhawatiran, kesedihan, gangguan, bahkan duri yang menusuknya, kecuali Allah akan menghapus sebagian dari dosa-dosanya karenanya.” (HR. Bukhari).

Termasuk ujian yang mungkin dianggap sepele seperti nilai ujian yang rendah, tugas yang menumpuk, atau ketakutan menghadapi ujian akhir. Semuanya bisa menjadi sarana penghapus dosa jika kita hadapi dengan sabar dan semangat belajar.

Sikap Seorang Muslim Saat Menghadapi Ujian

Ada beberapa amalan dan sikap yang dianjurkan dalam Islam ketika kita menghadapi ujian: Mengucapkan Kalimat Istirja’ “Innalillahi wa inna ilaihi raji’un” bukan hanya untuk kematian, tapi untuk segala bentuk musibah, termasuk ujian hidup dan akademik.

Berdoa dan Bertawakal

Serahkan hasil kepada Allah setelah usaha maksimal. Doa bukan senjata terakhir, tapi senjata utama. Bersungguh-sungguh dalam Ikhtiar Jangan berharap hasil besar tanpa usaha. Dalam QS. An-Najm: 39, Allah berfirman: “Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya.”

Baca Juga:  Ujian dan Cobaan Hidup : Jalan Menuju Surganya Allah

Meningkatkan Keimanan

Jadikan ujian sebagai momentum mendekat kepada Allah, bukan menjauh. Pilihan Ada di diri sendiri. Ujian adalah bagian dari takdir yang tak bisa dihindari. Tapi respon kita terhadap ujian adalah pilihan.

Bisa memilih untuk merintih, menyalahkan keadaan, dan membuang waktu. Atau bisa memilih untuk belajar, bangkit, dan menjadikan setiap ujian sebagai tangga menuju kesuksesan dunia dan akhirat. Sebagaimana pepatah bijak: “Ujian datang bukan untuk melemahkan, tapi untuk memperkuat. Bukan untuk menghukum, tapi untuk mendidik.” Maka, wahai jiwa yang sedang diuji pilihlah untuk belajar. Karena di balik usaha yang tulus, ada ridha Allah yang menanti. Wallahu a’lam. []AHMAD FIRMAN SYAH

Related Posts

Latest Post