Perlahan Tapi Mematikan? Inilah Tujuan Ghazwul Fikr terhadap Keberlangsungan Islam!

Ilustrasi ghazwul fikr dalam kehidupan manusia (Freepik.com - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Ghazwul Fikr (غزو الفكر) berasal dari bahasa Arab, berarti “perang pemikiran” atau “serangan pemikiran”, hal ini sudah banyak yang dilakukan, digunakan untuk menggambarkan suatu bentuk serangan tanpa menggunakan kekuatan fisik atau militer terhadap suatu kelompok tertentu, terutama umat Islam.

Ghazwul Fikr dapat dilakukan melalui pengaruh media, pendidikan, budaya populer, dan gaya hidup modern, halus, tersembunyi, dan seringkali tidak disadari oleh masyarakat umum.

Berbeda dengan perang militer, Ghazwul Fikr menyerang akal, hati, dan keyakinan. Fokus utamanya adalah mengubah cara seseorang berpikir, nilai hidup, dan identitasnya sehingga mereka beralih ke nilai-nilai yang bertentangan dengan agama Islam.

Setelah kolonialisme fisik berakhir, strategi ini banyak digunakan ketika negara muslim mulai memiliki kemerdekaan politik tetapi belum sepenuhnya bebas dari pemikiran dan budaya mereka.

Tujuan utama Ghazwul Fikr adalah melemahkan umat Islam dari dalam melalui penerapan nilai-nilai non-Islam yang dapat merusak moral, iman, dan identitas.

 Beberapa tujuan spesifiknya adalah sebagai berikut:

  1. Menjauhkan Umat Islam dari Ajaran Islam Itu Sendiri

Tujuan utama Ghazwul Fikr adalah membuat umat Islam menjauh dari agamanya secara bertahap. Namun, cara kerjanya tidak frontal.

Mereka tidak langsung mengatakan “tinggalkan agama!”, tetapi mereka membangun cara berpikir sekuler, seperti bahwa agama hanya untuk kepentingan pribadi dan tidak perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.Akibatnya, banyak orang merasa cukup hanya melakukan salat lima waktu, tetapi prinsip Islam mulai ditinggalkan dalam bisnis, gaya hidup, dan bahkan dalam memilih pasangan.

  1. Mengaburkan Batas Antara Halal dan Haram
Baca Juga:  Normalisasi Maksiat : Fenomena Yang Menggerogoti Keimanan

Serangan ideologi ini juga bertujuan untuk membingungkan masyarakat tentang definisi halal dan haram.

Sebagai contoh, zina disebut sebagai “seks bebas”, riba disebut sebagai “bunga bank”, dan minuman keras dipromosikan dalam iklan yang menarik. Karena istilah-istilah ini “netral”, orang tidak lagi merasa berdosa saat melakukan perbuatan jahat.

  1. Melemahkan Kepercayaan Diri Umat Islam

Ghazwul Fikr ingin orang-orang melupakan sejarah peradaban islam. Bagaimana bisa? dengan mempertahankan keyakinan bahwa Barat lebih canggih, cerdas, dan kontemporer.

Pada akhirnya, kita mulai minder dengan iman kita dan bahkan bangga mengikuti budaya lain.

Meskipun Islam memiliki nilai-nilai luhur yang sangat dibutuhkan oleh dunia saat ini, ketidakpercayaan kita membuat kita menjadi penonton di rumah sendiri.

  1. Memecah Belah Persatuan Umat Islam

Memecah umat adalah cara yang efektif untuk melemahkan kekuatan mereka. Ghazwul Fikr mendorong orang Islam untuk bertengkar tentang hal-hal kecil seperti perbedaan mazhab, organisasi, atau cara beribadah.

Pada akhirnya, umat Islam terlibat dalam perdebatan dan menyalahkan satu sama lain sementara musuh mereka semakin kuat. Sulit untuk bangkit dengan umat yang terpecah, tetapi kekuatan Islam ada pada persatuan dan solidaritas.

Untuk itu, umat Islam tidak boleh lengah. Kesadaran akan bahaya Ghazwul Fikr harus dibarengi dengan langkah aktif untuk memperkuat iman, ilmu, dan budaya Islam yang sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW.

Baca Juga:  Kunci Kesuksesan Seorang Muslim: Senantiasa Melibatkan Allah dalam Segala Urusan

Dengan memperkuat ukhuwah Islamiyah, pendidikan yang tinggi, serta selektif terhadap informasi baru, semoga Allah SWT menjaga kita semua dari segala tipu daya dan memperkuat kita di jalan kebenaran. [] Najwa Khofifahtul Azizah

Related Posts

Latest Post