almuhtada.org – Di tengah praktik bisnis yang sarat kecurangan, seorang nabi tampil menegakkan kejujuran dan keadilan.
Dalam sejarah Islam, Nabi Syuaib AS dikenal sebagai sosok yang gigih memperjuangkan integritas dalam perdagangan. Kisah beliau memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya kejujuran dalam aktivitas ekonomi.
Nabi Syuaib AS diutus oleh Allah SWT untuk berdakwah kepada kaum Madyan, yang dikenal akan kecurangannya dalam berdagang. Mengutip buku Kisah Para Nabi susunan Ibnu Katsir, masyarakat Madyan adalah suku Arab yang menetap di Madyan, sebuah kota yang terletak di wilayah Mu’an, perbatasan negeri Syam dan Hijaz. Wilayah ini berdekatan dengan danau kaum Luth.
Allah SWT menganugerahi kaum Madyan dengan tanahnya yang subur. Sehari-hari mereka juga berdagang di pasar. Alih-alih beriman kepada Allah SWT, mereka terus menyembah berhala yang terbuat dari batu. Bahkan, kaum Madyan ini menganggap berhala-berhala itu memberi kehidupan dan berkah bagi masyarakat Madyan.
Melihat kaumnya yang jauh dari ajaran tauhid membuat Nabi Syuaib AS sedih. Ia tak henti-hentinya berdakwah dan menyerukan bahwa Allah SWT sebagai Tuhan yang sesungguhnya.
Kemampuan Syuaib AS dalam berkhutbah diiringi pendiriannya yang kuat menjadikan dirinya utusan Allah SWT. Beliau juga menyeru kepada kaum Madyan untuk berhenti berbuat curang dan bersikap amanah, khususnya ketika berdagang. Jangan sampai mereka terus menerus menukar atau mengurangi timbangan.
Suatu hari kaum Madyan menghampiri Nabi Syuaib AS dan mengatakan, “Kami akan mengusirmu dan para pengikutmu!” Seorang pengikut Nabi Syuaib berkata, “Kami tidak melakukan apa pun yang buruk!” Orang-orang dzalim menjawab, “Kami akan memaksa kalian untuk mengikuti agama kami!” Nabi Syuaib kemudian berkata, “Kami membenci agama kalian. Kaum tidak akan mengikuti agama kalian, karena Allah SWT menerangi hati kami dengan keimanan.”
Nabi Syuaib sudah melakukan segala cara untuk menyadarkan kaumnya itu. Namun mereka tetap membangkang dan tidak menuruti ajakan Nabi Syuaib. Karena itulah Nabi Syuaib kemudian berdoa dan mengadu kepada Allah.
Atas doa Nabi Syuaib itu, Allah pun mendengarkannya dan menjawab doanya. Allah menyuruh nabi Syuaib dan segelintir kaum Madyan yang beriman untuk pergi meninggalkan daerah yang mereka tinggali selama ini.
Setelah Nabi Syuaib dan para pengikutnya pergi, Allah kemudian memberikan cuaca yang sangat panas dan kering kepada negeri yang ditinggali kaum Madyan. Cuaca panas itu membuat tanaman kering dan perlahan mati. Tak hanya itu, Allah juga memberikan bencana berupa gempa bumi dan suara petir yang menggelegar sangat dahsyat hingga penduduk Madyan yang masih berada di dalam kekafiran pun akhirnya mati. Hanya Nabi Syuaib dan sebagian penduduk Madyan yang mau beriman sajalah yang selamat.
Kisah Nabi Syuaib AS mengajarkan bahwa kejujuran dan keadilan dalam bisnis adalah prinsip yang tidak bisa ditawar. Praktik kecurangan mungkin memberikan keuntungan sesaat, tetapi akan membawa kerugian jangka panjang dan murka Allah. Sebaliknya, integritas dalam berdagang akan mendatangkan keberkahan dan kepercayaan dari masyarakat.
Semoga kisah ini menginspirasi kita untuk selalu menjunjung tinggi kejujuran dalam setiap transaksi ekonomi, karena keberkahan dan ridha Allah terletak pada integritas dan keadilan.
[Sahaki]
Editor: Syukron Ma’mun