Tidur Setelah Subuh: Bagaimana Perspektif Islam dan Kesehatan Memandang Kebiasaan ini?

Ilustrasi orang yang sedang tidur (Freepi.com - almuhtada.org)

almuhtada.org – Dalam kehidupan sehari-hari, tidur selepas subuh sudah menjadi kebiasaan banyak orang. Meskipun belum ada penelitian yang secara spesifik mengukur kebiasaan ini, namun sebuah penelitian di kalangan mahasiswa menunjukkan bahwa tidur pagi setelah subuh cukup umum terjadi, terutama bagi beberapa orang yang memiliki aktivitas malam yang berat (Jurnal Psikologi Unissula, 2024).

Dalam islam sendiri, waktu subuh dipandang sebagai waktu yang penuh dengan keberkahan. Bahkan Rasulullah SAW pernah mendoakan umatnya agar diberikan keberkahan pada waktu pagi, sebagaimana hadis beliau yang artinya “Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.” (HR. Abu Dawud).

Banyak ulama yang memakruhkan kebiasaan tidur setelah subuh tanpa adanya alasan yang mendesak, karena tidur di waktu ini dikhawatirkan dapat menghilangkankan keberkahan di waktu pagi, menutup pintu rezeki, serta membuat tubuh terasa lemas dan malas menjalani aktivitas sehari-hari. Imam Ibnul Qayyim dalam kitab Madarijus Salikin menjelaskan bahwa tidur setelah subuh termasuk kebiasaan yang merugikan bagi tubuh, hati, dan keberkahan rezeki.Menagkapai hal ini, islam tidak bersikap kaku. Dalam situasi tertentu seperti kelelahan akibat aktivitas malam yang berat atau untuk menjaga kesehatan, tidur setelah subuh tidak dihukumi dosa dan diperbolehkan dengan prinsip tidak menjadikan tidur pagi sebagai kebiasaan.

Dilansir dari Detik.com, kebiasaan tidur setelah subuh dapat menganggu ritme persendian tubuh, menyebabkan rasa lelah yang berkepanjangan, dan berpotensi meningkatkan resiko gangguan mood seperti stress dan kecemasan. Oleh karena itu, para ahli kesehatan menyarankan agar waktu pagi dimanfaatkan untuk aktivitas yang lebih bermanfaat dan menyegarkan tubuh serta pikiran.

Baca Juga:  Kapan Saja Waktu Terbaik Sedekah, Simak Penjelasannya!

Sebagai alternatif kita bisa membangun kebiasaan baru selepas subuh dengan mengisi waktu tersebut dengan aktivitas ringan dan positif. Membaca atau menghafalkan ayat-ayat Al-Qur’an, dzikir pagi, olah raga, atau memepersiapakan agenda harian. Jika rasa kantuk sangat menganggu, disarankan menahan sebentar dan tidur di waktu dhuha, yang menurut sebagian pendapat lebih di sunnahkan karena dapat menjaga stamina tanpa menghilangkan keberkahan pagi (NU Jateng, 2022).

Pada akhirnya tidur selepas subuh bukan sekedar soal mengantuk atau tidak, melainkan tentang bagaimana kita memuliakan waktu yang Allah SWT titipkan. Menghidupi pagi berarti menghidupi potensi kebaikan sepanjang hari tanpa kehilangan keberkahan dari illahi. [Dela Kurniawati]

Related Posts

Latest Post