Almuhtada.org – Anda pasti sering bukan mendengar kata “takwa” dan “syukur”? Jika ditanya, manakah yang lebih utama? Tentu tidak mudah bagi kita menjawabnya.
Mengutip dari kanal Youtube Dakwatul Haq Channel, seorang ulama karismatik yang sering disapa Gus Baha menerangkan perihal tersebut. Bagaimanakah jawabannya?
Gus Baha menjelaskan bahwasanya syukur lebih utama daripada takwa. Gus Baha mengutip Al-Qur’an Surah Al-Imran ayat 123 sebagai berikut:
وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللَّهُ بِبَدْرٍ وَأَنْتُمْ أَذِلَّةٌ ۖ فَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Artinya: Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya.
Menurut Gus Baha, salah satu maksud ayat tersebut menjelaskan bahwa manusia utamanya diharuskan untuk menjadikan dirinya orang yang bersyukur. Oleh karenanya, berarti syukur lebih tinggi derajatnya dibandingkan takwa.
Takwa adalah menjalankan perintah Allah Swt. dan menjauhi segala larangan-Nya. Adapun syukur artinya menggunakan segala kenikmatan yang Allah berikan dengan sebaik mungkin.
Jika diperhatikan kembali, nikmat Allah sangat-lah luas dan selalu melekat pada setiap insan. Kesehatan, kehidupan, makanan, beribadah, dan segala rezeki yang di sekitar kita merupakan salah satu kenikmatan yang bisa dirasakan.
Dengan manusia bisa bersyukur, maka ia mampu mengerahkan segala potensi yang dimilikinya dengan maksimal. Kita tidak akan lagi berprasangka buruk kepada Allah Swt. atas segala ujian yang dialami.
Cara pertama menjalin hubungan pertama dengan Allah Swt. yakni dengan memperbaiki rasa syukur kita. Orang yang bersyukur akan selalu merasa tenang dan yakin dapat melewati berbagai rintangan yang menghalangi langkahnya.
Kebiasaan bersyukur bisa dilatih dengan hal-hal yang sederhana. Bersyukur bisa diciptakan dengan melihat lingkungan sekeliling kita, seperti melihat indahnya panorama pagi hari, menikmati hujan yang deras, dan lain sebagainya.Mari bersama tingkatkan rasa syukur pada diri kita. Semoga bermanfaat [Syukron Ma’mun]
Editor: Isna Wahyu