Muslim Wajib Tahu! Ini Dia 3 Adab Memberi dan Menerima Hadiah

Ilustrasi Memberi Hadiah (pexels.com - almuhtada.org)

Almuhtada.org – Agama islam adalah agama yang sempurna karena semua hal mengenai kehidupan dibahas dan benar-benar diperhatikan dalam islam.

Dari bangun tidur hingga akan tidur lagi, semua hal benar-benar diperhatikan, khususnya juga dalam hubungan manusia dengan manusia. Umat islam diajarkan untuk menciptakan kedamaian, ketentraman dan ketenangan dengan berhubungan baik sesama manusia.

Sehingga di dalam agama islam, persaudaraan dan kasih sayang merupakan hal pokok yang harus selalu dijaga. Salah satu cara ampuh menjaga hubungan baik dengan sesame manusia adalah dengan saling memberi, entah itu berupa materi atau non materi seperti waktu, perhatian dan kasih sayang.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim mengatakan bahwa, “Tangan di atas lebih baik dari pada tangan yang di bawah”.

Hadits ini menunjukan betapa mulianya orang yang suka memberi, yaitu tangan yang di atas. Kenapa ia mulia? karena dengan pemberiannya, orang yang diberi mungkin akan merasa senang atau dapat terpenuhi hajatnya, bukankah orang yang baik adalah manusia yang dapat memberi manfaat bagi orang lain.

Namun, tak hanya tangan di atas yang mendapaat kemuliaan, sang penerima juga mendapatkan kemuliaan dari Allah. Kemuliaan tersebut diberikan oleh Allah melalui perantara orang lain berupa rezeki, maka itu adalah sebuah kemuliaan berupa nikmat. Sungguh indah ajaran islam, yang mengajarkan untuk suka memberi dan tidak menolak pemberiaan.

Baca Juga:  Ketika Seorang Nabi Kehilangan Kekuasaan karena Sebuah Benda

Sehingga, dibawah ini akan dijelaskan tiga adab dalam memberi dan menerima hadiah sesuai dengan yang Rasulullah contohkan dalam sunnah dan haditsnya. Berikut tiga poin utama dalam memberi dan menerima hadiah:

1. Tidak Menolak Pemberian Orang Lain

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim mengatakan, “Barang siapa yang diberikan oleh Allah harta tanpa mengemisnya dari orang lain, maka hendaklah ia menerimanya, sebab itu adalah rezeki yang diberikan oleh Allah kepadanya”.

Dalil ini jelas menunjukan bahsawanya ketika ada orang yang memberi kita hadiah, maka hendaklah kita menerimanya dan lebih baik jangan sampai menolaknya. Selain dari adab yang rasulullah contohkan, menolak pemberian orang lain juga dapat menyakiti sang pemberi.

Oleh karena itu, menerimanya dengan senang hati dan tidak menolaknya, sekalipun kita tidak menyukainya selagi yang diberikan adalah hal yang halal dan baik, itu adalah seni menghargai orang lain.

Namun, akan lebih baik lagi jika sang pemberi memberikan hal yang paling disukainya atau hal paling baik yang ia miliki. Hal ini sesuai dengan kandungan surat Ali-Imran ayat 92, yaitu awalan juz  4 yang berarti, “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan yang sempurna sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai, Dan apa saja yang kamu nafkahkan, sesungguhnya Allah mengetahuinya.

2. Mendoakan Orang yang Memberi

Baca Juga:  Adab dan Makna Doa dalam Kehidupan Sehari-hari

Budaya orang Indonesia ketika diberi sesuatu oleh orang lain maka akan menjawab dengaan ucapan terima kasih. Hal ini tentu saja merupakan budaya moral yang sangat baik dan harus terus terjaga.

Di dalam ajaran islam sendiri, adab seperti ini pun diperhatikan. Hadits yang berbunyi, “Barangsiapa yang berbuat kebaikan kepada seseorang, kemudian dia berkata kepada orang yang berbuat tersebut: جَـزَاكَ اللهُ خَيْرً (semoga Allah membalasmu dengan yang lebih baik) maka sungguh dia telah cukup memadai dalam memuji”.

Islam mengajarkan umatnya mengucapkaan terima kasih dalam bentuk doa. Ucapan terima kasih mungkin saja hanya bisa terasa dipermukaan saja, namun dengan ditambah doa, pemberian itu bisa jadi membawa sang pemberi ke tempaat istimewa di sisi Allah.

Sehingga, budaya ucapan terima kasih setelah menerima pemberian bisa ditambahkan dengan جَـزَاكَ اللهُ خَيْرً (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan) sebagai bentuk rasa ssyukur juga kepada Allah.

3. Memberi dan Menerima Tanpa Merasa Terbebani

Terkadang mungkin adakalanya merasa terbebani dengan harus memberi sesuatu kepada orang lain padahal diri sendiri juga sangat memerlukannya. Maka sebaiknya jangan dipaksakan untuk tetap memberi, karena dikhawatirkan akan mengungkit-ungkit kebaikan yang telah dilakukan dan menuntut orang lain memberikan hal sama yang telah mereka terima.

Hal tersebut tentu saja dilarang dalam agama islam karena dapat menyimpan rasa riya yang jelas tidak disukai oleh Allah, seperti dalam Al-quran surat Al-Baqarah ayat 264. Selain itu, dilarang juga untuk menerima pemberian atas dasar balas budi dari kebaikan sebelumnya. Hadits yang berbunyi:

Baca Juga:  Jangan Salah! Berpakaian Juga Ada Adabnya | Pesantren Riset Al-Muhtada

مَنْ شَفَّعَ ِلأَخِيْهِ شَفَاعَةً فَأُهْدِيَ لَهُ هَدِيَّةً عَلَيْهَا فَقَبِلَهَا مِنْهُ فَقَدْ أَتَى بَابًا مِنْ أَبْوَابِ الرِّبَا

Artinya; “Barangsiapa yang memberikan sebuah pertolongan bagi saudaranya lalu saudaranya tersebut memberikan hadiah bagi jasanya lalu menerimanya, maka sungguh dia telah membuka satu pintu dari pintu-pintu riba.”

Hadits ini  menerangkan bahwasanya kita tidak boleh menerima pemberian orang lain atas dasar balas budi atau bayar jasa dari kebaikan yang telah kita lakukan, karena itu akan membuka pintu riba. Agama islaam telah merancang sedemikian rupa dalam membangun hubungan persaudaraan hingga padaa hal memberi dan menerima.

Maka ketiga poin ini adalah haal yang harus selalu diperhatikan sebelum kita memberi hadiah ataupun menerima hadiah. Semoga kita bisa langsung mempraktekan ketiga poin tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari. [] PRANITA WULAN ANDINI

Related Posts

Latest Post