almuhtada.org – Dalam pandangan Islam, penyakit tidak kasat mata yang bisa sangat berbahaya bagi siapapun entah diri kita sendiri maupun orang lain, hal ini disebut sebagai penyakit ain. Penyakit yang timbul dari pandangan mata yang berkaitan dengan perasaan hati, bukan perasaan senang bukan perasaan sedih, bukan perasaan kasihan dan bukan pula perasaan cinta. Melainkan perasaan yang membawa kita pada keburukan , itu adalah perasaan iri dan dengki.
‘Ain dapat diartikan sebagai sebuah pandangan terhadap suatu keadaan disaat lupa dengan rasa kagum terhadap apa yang dilihatnya. Perasaan dengki tanpa melakukan dzikir kepada Allah, seperti saat melihat sesuatu hal yang baru saja didapat oleh teman dekat kemudian terlihat didepan mata kita sendiri dan itu adalah sesuatu yang belum kita rasakan atau nikmati, kemudian timbul rasa iri terhadap barang itu.
Dari sudut pandang Islam , penyakit ‘ain ini digolongkan menjadi 2 jenis pandangan, diantaranya,
- pandangan terhadap orang yang dari awal mempunyai perasaan buruk di dalam hatinya terhadap rasa hasud , dengki, dan memiliki keinginan mencelakai orang yang dipandangnya.
- Pandangan akan perasaan kagum atau takjub terhadap seseorang, yang kemudian timbul rasa dengki tetapi perasaan kagum tersebut tidak disertai dzikir kepada Allah SWT, seperti halnya contoh tadi.
Nabi Muhammad Saw sendiri sampai waspada terhadap penyakit ini. Dalam riwayat hadist muslim Rasulullah SAW bersabda bahwa penyakit ain itu nyata adanya. Sebagaimana sabdanya, “ (Pengaruh) ‘ain’ itu nyata (benar).” (HR. Muslim). Beliau menganjurkan umatnya untuk menerima kenyataan ini.
Dalam riwayat lain mengatakan bahwa:
“Ain itu benar – benar ada! Andaikan ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, sungguh ‘ain itu yang bisa.”(HR. Muslim No. 2188).
Takdir ialah sesuatu yang tidak bisa didahului oleh apapun, dengan cara apapun, takdir tetap tidak bisa diubah atau didahulukan. Apalagi kita manusia , kita tidak bisa mendahulukan takdir , kita saja masih bergantung pada takdir yang dibuat oleh Allah mana mungkin kita bisa mengubahnya, baik itu malaikat, setan jin , tidak ada yang bisa, hanya Allah lah yang bisa. Tapi jika ada yang bisa mendahulukan takdir itu sendiri. Maka hanyalah ‘ain itu sendiri yang bisa melakukannya.
Beberapa cara mengobati penyakit ‘ain salah satunya dengan membiasakan membaca Surat Al–Falaq, Surat An-Naas dan Surat Al–Ikhlas di pagi dan sore hari setiap hari. Menurut sebuah hadist Nabi berkata :
Yang artinya: “ Ketika Anda memasuki malam dan ketika Anda bangun di pagi hari tiga kali dan itu akan melindungi Anda dari segalanya.” (Tirmidzi 3575).
Dan dalam hadis lain nabi Muhammad bersabda,
“Saya mencari perlindungan dalam kata-kata Allah yang sempurna dari kejahatan yang telah Dia ciptakan.” (Muslim 4881)
Hendaknya orang yang terkena penyakit ain mengusahakan diri untuk melakukan beberapa hal yang bisa menyembuhkan penyakit ain,
- Mandi dari air bekas mandi orang yang menyebabkan ain
- Mandi dari air bekas wudhu orang yang menyebabkan ain
- Ruqyah Syar’iyyah
Seorang ahli ushul fikih dan ahli hadis yang terkenal bernama Qayyim al–Jauziyah menjelaskan bahwa penyakit ‘ain bisa saja terjadi tanpa harus melihat secara langsung. Ia mengatakan, “Jiwa orang yang menjadi penyebab penyakit ain bisa saja menimbulkan penyakit ain tanpa harus dengan melihatnya secara langsung.”[] Ngafif Fatah Damawan