Almuhtada.org – Setiap dari kita sebagai manusia biasa pastinya menginginkan hidup dengan penuh makna dan juga arah yang jelas tentunya.
Akan tetapi, seringkali kadang kita lupa belajar dari kehidupan yang terjadi di masa lalu, terutama dari kisah-kisah nyata yang terjadi pada umat terdahulu yang telah mengalami kehancuran akibat kesalahan yang telah mereka lakukan sendiri.
Kitab Suci Al-Qur’an, sebagai pedoman hidup umat Islam, pastinya banyak sekali memberikan memberikan contoh nyata mengenai hal tersebut.
BACA JUGA:
Dalam salah satu ayat di dalam Kitab Suci Al-Quran bahwasanya Allah SWT. mengingatkan kepada kita semua untuk mengambil pelajaran dari kehancuran umat-umat sebelumnya yang sudah terjadi di atas bumi tanpa memperhatikan atas apa yang menjadi tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Tafsir dari ayat-ayat ini yang akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada kita semua mengenai seharusnya jalan kita pilih dalam menjalani kehidupan di dalam dunia ini.
Allah SWT. berfirman didalam Al-Quran Surat As-Sajdah ayat ke-26 yang artinya “Dan apakah tidak menjadi petunjuk bagi mereka, betapa banyak umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan sedangkan mereka sendiri berjalan di tempat-tempat kediaman mereka itu. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Tuhan). Maka apakah mereka tidak mendengarkan (memperhatikan)?.”
Dari ayat diatas merupakan sebagai peringatan langsung yang diberikan oleh Allah SWT. kepada seluruh umat manusia agar bisa mengambil pelajaran dari sejarah yang terjadi dan juga ditimpakan oleh umat-umat terdahulu yang telah dihancurkan karena keingkaran mereka terhadap perintah Allah SWT.
Di dalam tafsir Ibnu Katsir, dijelaskan bahwasanya umat-umat seperti kaum ‘Ad, kemudian kaum Tsamud, dan juga kaum Nabi Luth yang telah dibinasakan akibat dosa dan juga kesombongan yang telah mereka lakukan.
BACA JUGA:
Mereka hidup dengan segala kemewahan yang mereka rasakan dan juga kekuasaan yang mereka punya, akan tetapi mereka lupa untuk bersyukur dan juga melupakan ajaran yang disampaikan oleh para nabi dan juga rasul yang diutus kepada kaumnya.
Sesungguhnya Allah SWT. mengingatkan bahwasanya kaum Quraisy, yang saat itu menjadi pendengar utama mengenai wahyu ini melalui Nabi Muhammad SAW., yang pada saat itu kaum Quraisy sering kali melewati reruntuhan daripada peradaban umat-umat terdahulu dalam perjalanan dagang mereka. Akan tetapi, kaum Quraisy ini tetap tidak mengambil pelajaran dari kehancuran yang dialami oleh umat terdahulu.
Maka dari itu, ini juga menjadi pengingat kita bersama untuk menekankan bahwasanya atas adanya tanda-tanda tersebut seharusnya cukup untuk menggugah hati kita bersama agar senantiasa kembali kepada jalan yang benar dan juga lurus.
Dalam kaitannya dengan kehidupan di zaman sekarang ini, ayat 26 Surat As-Sajdah mengajarkan kepada kita semua bahwasanya sejarah yang ada di dalam Kitab Suci Al-Quran bukan hanya sekadar catatan kisah-kisah masa lalu dari para umat terdahulu aja. Melainkan, setiap peristiwa sejarah di masa lalu, baik itu sebuah kehancuran suatu bangsa atau kaum itu sejatinya merupakan cermin bagi kita semua selaku umat manusia untuk senantiasa merenung dan juga memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik. Apabila jika salah seorang dari kita mengabaikan pelajaran dari setiap kisah umat terdahulu yang ada di dalam Kitab Suci Al-Quran, maka kita bisa lebih berisiko untuk mengulangi kesalahan yang sama lagi.
BACA JUGA:
Allah SWT. juga berfirman di dalam Al-Quran Surat Ali ‘Imran ayat ke-8 yang artinya “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi karunia.”
Ayat diatas merupakan bagian dari doa yang diajarkan Allah SWT. kepada seluruh hamba-Nya agar selalu memohon perlindungan dari segala bentuk penyimpangan hati setelah menerima petunjuk jalan yang benar dan juga lurus.
Menurut tafsir Ibnu Katsir menjelaskan bahwasanya hati seorang manusia sangat mudah untuk berubah-ubah. Meskipun seseorang telah mendapatkan petunjuk berupa jalan yang benar dan juga lurus, tanpa rahmat dari Allah SWT., hati seorang manusia bisa saja tergelincir kembali kepada jalan yang salah dan sesat.
Sedangkan menurut tafsir Al-Muyassar, dijelaskan bahwa doa ini menunjukkan betapa pentingnya rasa berserah diri kepada Allah SWT. dalam menjaga keimanan yang ada di dalam hati kita ini.
BACA JUGA:
Petunjuk yang diberikan Allah SWT. tidak akan bisa istiqomah yang ada di dalam hati seseorang tanpa adanya rahmat dan juga jalan petunjuk kebenaran yang datangnya dari Allah SWT. Oleh karena itu, doa yang ada di dalam Surat Ali ‘Imran ayat yang ke-8 bukan hanya untuk orang yang sedang mencari petunjuk jalan yang lurus saja, akan tetapi juga untuk umat muslim yang sudah berada di jalan yang benar dan juga lurus agar senantiasa istiqamah.
Doa ini sesuai dengan kehidupan kita sehari-hari, terutama saat dari diri kita merasa sudah berada di jalur yang benar dan juga lurus. Kadang kala banyak sekali tantangan dan juga ujian hidup yang kita rasakan, kemudian adanya godaan kehidupan dunia ini, dan juga tekanan sosial bisa bisa dengan mudah menggoyahkan keyakinan iman yang ada di dalam hati kita. Maka karena itu, mari bersama-sama kita senantiasa memohon dan juga berdoa agar Allah SWT. selalu menjaga hati kita semua dengan tetap teguh menjaga keimanan sampai akhir hidup kita di dunia ini.
Kemudian kaitannya dengan Kehidupan di zaman sekarang ini khususnya bagi Mahasiswa yang hidup di era serba digital maka pelajaran dari ayat-ayat tersebut sangat sesuai. Kehidupan dunia sekarang ini penuh sekali dengan tantangan dan juga tekanan yang kadang menggoyahkan iman yang ada di dalam hati kita, misalnya contoh sederhananya yaitu dari media sosial yang kadang sering kali membawa pengaruh yang negatif ketika kita tidak bisa menahannya dan juga mengelolanya dengan baik, kemudian juga adaya tekanan akademik, dan hingga pergaulan bebas yang bisa saja menjauhkan hati dan juga hati kita dari nilai-nilai agama Islam.
Ayat ke-26 dari Al-Quran Surat As-Sajdah mengingatkan bahwa khususnya mahasiswa untuk tidak hanya berfokus pada kehidupan akademik saja ataupun kesuksesan secara materi saja, akan tetapi juga merenungkan perjalanan hidup selama menempuh pendidikan tinggi yang akan menjadi bekal yang sesungguhnya dalam kehidupan paska perkuliahan. Setiap kesalahan ataupun kegagalan yang kita lakukan maka bisa menjadi sebuah pelajaran yang berharga jika kita selalu memperhatikan setiap detailnya. Misalnya saja, contoh sederhananya yang tidak jauh-jauh dari kehidupan seorang mahasiswa yaitu dengan melihat bagaimana kegagalan teman atau pun pengalaman pahit yang dialami oleh orang lain maka hal tersebut bisa menjadi sebuah motivasi bagi diri kita untuk tidak mengulang sebuah kesalahan yang sama lagi didalam kehidupan kita yang sekarang ini dan juga di kemudian hari.
BACA JUGA:
Sementara itu, doa di dalam Al-Quran Surat Ali ‘Imran ayat yang ke-8 mengajarkan khususnya kepada mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan tinggi untuk senantiasa tetap rendah hati dan juga sadar bahwasanya petunjuk dan juga kebenaran itu sejatinya anugerah yang diberikan oleh Allah SWT. yang sepatutnya untuk kita syukuri.
Bahkan ketika kita sudah merasa berada di jalan yang benar dan juga lurus, maka kita senantiasa harus tetap berdoa memohon kepada Allah SWT. agar tidak terjerumus ke dalam kesombongan ataupun kelalaian atas segala perintah yang datangnya dari Allah SWT.
Kadang kehidupan mahasiswa seringkali merasa sudah bisa hidup mandiri tanpa menggantungkan kehidupannya kepada orang lain dan juga merasa bangga serta percaya diri dengan pencapaian atas apa yang telah diraih selama dalam kehidupan perkuliahan, akan tetapi penting untuk diri kita semua untuk selalu diingat bahwasanya tanpa adanya rahmat dari Allah SWT., maka semua pencapaian yang telah kita raih itu tidak ada akan artinya.
Belajar dari sejarah kehidupan umat-umat terdahulu bukan hanya tentang kita hanya sekedar membaca buku atau pun mendengar kisah-kisah lama saja. Akan tetapi ini merupakan sebuah proses untuk kita semua senantiasa refleksi diri mendalam yang membantu dari diri kita menghindari sebuah kesalahan yang sama yang dialami oleh para umat terdahulu yang terjadi di masa lalu.
BACA JUGA:
Allah SWT. telah memberikan banyak sekali tanda-tanda dan juga pelajaran yang dapat kita ambil melalui kisah dari umat-umat terdahulu, lalu tinggal dari pribadi kita masing-masing bagaimana sebagai generasi yang hidup di zaman sekarang ini bisa mengambil banyak-banyak hikmah dari itu semua.
Mari kita jadikan bersama-sama “Doa” untuk senantiasa menjaga hati kita agar tetap di jalan yang benar dan juga lurus yang merupakan bentuk ikhtiar kita agar tidak mudah terjerumus kedalam jalan kesesatan setelah mendapatkan petunjuk jalan kebenaran dan lurus dari Allah SWT.
Dari beberapa tafsir dari ayat-ayat tersebut menunjukkan bahwasanya betapa pentingnya kita untuk senantiasa berserah diri kepada Allah SWT. dalam setiap langkah yang kita ambil dalam kehidupan di dunia ini.
Dari sejarah kehidupan para umat terdahulu mengajarkan kepada kita semua bahwasanya kesombongan dan juga kelalaian bisa membawa diri kita kedalam jutang kehancuran, sementara doa-doa yang kita mohonkan kepada Allah Swt. dan juga disertai dengan keteguhan hati maka InsyaAllah akan membawa kita menuju keselamatan kehidupan di dunia dan juga akhirat.
BACA JUGA:
Jadi, dengan adanya kita semua memahami sunnatullah yang Allah SWT. tetapkan sebelumnya ini, semoga kita bisa menjalani kehidupan di dalam dunia ini dengan lebih bijak dan juga hati-hati terhadap setiap langkah yang kita ambil. Pelajaran dan juga pengalaman dari masa lalu para umat terdahulu dan juga masa lalu kehidupan kita bukan hanya sekedar untuk dikenang saja, akan tetapi untuk dijadikan bekal kita dalam menghadapi tantangan dan juga masalah hidup di zaman sekarang dan juga di masa yang akan datang. Baik di dalam dunia kampus maupun di dalam kehidupan sehari-hari, mari senantiasa kita terus berikhtiar untuk bisa menjaga diri agar selalu berada di dalam jalan yang benar dan juga lurus.
Maka dengan begitu, hidup kita di dalam kehidupan dunia ini InsyaAllah akan menjadi lebih bermakna, dan juga kita sudah siap dalam menghadapi kehidupan di akhirat kelak.
Ingatlah satu hal, bahwasanya jalan petunjuk kebenaran dan juga lurus serta rahmat dari Allah SWT. merupakan kunci hidup sukses, tidak hanya di dalam kehidupan dunia saja, akan tetapi juga di dalam kehidupam akhirat, Aamiin. [] Alfian Hidayat
Editor : Ahkmad Maulana Marzuki