RE-MINDER : KISAH PERJALANAN SEEKOR CANARY MENUJU KOTA IMPIAN

(pinterest.com - almuhtada.org)

Seekor burung Canary terbang melintas bahtera agung dengan cepat setelah kehilangan suara nyanyiannya yang merdu, kini aku tahu rasa sakitnya hidup penuh cobaan , semua orang selalu mengatakan hal itu mudah dan meremehkannya, tapi disaat mereka merasakan sakitnya hidup mereka baru ingat siapa Tuhannya, dan menjadi taat pada-Nya, dan ketika masalahnya selesai mereka kembali seperti semula, meninggal kan apa yang sudah benar dilakukan, sungguh mereka tak punya hati, dan tidak bisa bersyukur dengan baik . namun tetap saja, aku akan terbang ke kita tempatmu tinggal, aku akan tetap berjalan sesuai perintahmu , Wahai Allah SWT., yang memiliki Arsy yang Agung. Mau seberapa pun engkau menguji aku mau seberapa nikmat dunia yang engkau berikan pada ku , aku akan tetap mengingat mu , dan kini aku mulai bersyukur bisa mengingat mu, dan kelak aku bisa berada disisi mu. Tanpa sepengetahuan orang lain, aku mengeluarkan napas keluhan yang mendalam, kadang iman ku turun drastis, waktu kemudian berlalu tanpa tujuan, entah kenapa rasanya lebih pedih dari biasanya. Air mata yang menggenang aku pun bertanya kenapa aku menangis?

Baca Juga:  Etika dan Tata Cara yang Perlu Diperhatikan Ketika Membaca Al-Qur’an

Tanpa perasaan sedih maupun haru , air mataku keluar dengan sendirinya. Bahkan langit malam yang sebelumnya dipenuhi indahnya jejeran bintang yang bersinar, kini terlihat penuh dengan kesedihan dan kehampaan, awan yang tak terjangkau melayang dengan bebas. Saat aku menatap bayangan ku di pantulan kaca jendelamu, kamarmu mirip sangkar burung. Kata-kata yang kutelan dapat membohongi diriku sendiri, hancur seperti pasir yang di bawah langit yang menangis.

Aku menjadi kewalahan dengan pikiran ku seluas langit yang biru. Sebuah kisah yang suatu hari nanti akan menjadi sesuatu yang ku impikan, biarkan aku mendengarnya. Sejujurnya, aku ingin mengungkapkannya dengan kata-kata yang ku buat tapi aku terlalu lelah karena hanya berpura-pura. Semuanya menjadi acuh tak acuh bagi ku. Jika kita mulai memikirkan apa yang membuat kita khawatir , tidak ada habisnya bukan?

Berharap aku bisa membiarkan mereka mengalir menuju langit tak terputus itu, aku sadar akan kehadiran-Nya, kata seorang yang menasihati ku “kamu kurang bersyukur, jadi mulailah menerima segala apa yang kau lakukan dimasa lalumu atau masa sekarang, akuilah kesalahanmu, kemudian syukurilah karena kamu sudah sampai sini”, kata nya. Tanpa ragu-ragu, aku terbang keluar dari ruangan yang nyaman ini, Dan kamu mengangkat wajahmu yang mengarah ke bawah, kebohongan putih yang kamu ceritakan menjadi awan tebal dan menjatuhkan hujan yang dingin. Suatu hari nanti , awan itu akan cerah dan menjadi cahaya yang kau impikan, membentuk pelangi yang menyelimuti kota setelah hujan. Terus Istiqomah melawan hawa nafsu , beribadah dengan baik dan benar, sedekah, lakukan semua perintah-Nya, mengamalkan apa yang diajarkan oleh gurumu, oleh Rasulullah Saw . Maka suatu hari nanti, mari kita lanjutkan mimpi kita dan menceritakan semua kisah yang kita lalui lebih banyak. Dan hembusan angin kebebasan menimpaku yang tak memperdulikan keberadaan ku, kini aku tiba di kota yang ku impikan dan menjadi diri sendiri yang lebih baik. [] Ngafif Fatah Damawan

Baca Juga:  Valentine’s Day: Dalam Perspektif Sejarah, Budaya, dan Pandangan Islam

 

 

Related Posts

Latest Post