Al Muhtada.org –Obito Uchiha adalah salah satu karakter yang memiliki jalan cerita kompleks dalam anime Naruto, yang kisah hidupnya mencerminkan pergulatan antara kebaikan dan keburukan. Karakter ini memberikan pelajaran mendalam tentang perjuangan manusia melawan hawa nafsu, pentingnya nilai-nilai kemanusiaan, dan konsekuensi dari pilihan hidup. Dalam pandangan Islam, banyak aspek dari perjalanan hidup Obito yang dapat dijadikan pelajaran berharga. Berikut adalah beberapa refleksi atas karakter Obito Uchiha berdasarkan nilai-nilai Islam.
- Kesombongan dan Penyimpangan
Obito awalnya adalah seorang shinobi ceria dan penuh semangat, namun tragedi yang menimpanya yakni kehilangan sahabatnya Rin membuatnya berubah drastis. Ia memilih jalan kesombongan dan balas dendam dengan menjadi pemimpin Akatsuki dan memulai Tsuki ni keikau dalam upaya melakukan Mugen tsukoyomi. Dalam Islam, kesombongan dan balas dendam adalah sifat tercela. Allah berfirman dalam surat Luqman ayat 18 yang artinya
“Janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.”
Kesombongan sering kali menjadi penyebab penyimpangan seseorang dari jalan yang benar, seperti yang terjadi pada Obito Uchiha.
- Pentingnya Sabar dan Tawakal
Ketika menghadapi tragedi, Obito kehilangan kesabaran dan justru membiarkan amarah dan dendam menguasai hatinya. Dalam Islam, bersabar adalah kunci menghadapi ujian hidup. Allah SWT berfirman didalam surat Al Baqarah ayat 153
“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Jika Obito mampu bersabar dan menerima takdir dengan lapang dada, mungkin ia tidak akan terjerumus dalam kegelapan.
- Bahaya Hawa Nafsu dan Syubhat
Kehidupan Obito mencerminkan bahaya ketika hawa nafsu menguasai akal. Ia termakan oleh manipulasi Madara Uchiha, yang membujuknya bahwa dunia adalah tempat penuh penderitaan dan harus “diperbaiki” melalui ilusi perdamaian yakni mugen tsukoyomi. Dalam Islam, hawa nafsu adalah musuh utama yang harus dikendalikan. Rasulullah SAW bersabda:
“Musuhmu yang paling berat adalah dirimu sendiri yang berada di antara dua sisi tubuhmu.” (HR. Al-Baihaqi).
Obito membiarkan hawa nafsunya menguasai sehingga melupakan nilai-nilai kebaikan yang pernah ia junjung.
- Taubat dan Kembali ke Jalan yang Benar
Pada akhirnya, Obito menyadari kesalahannya dan memilih untuk menebus dosanya dengan mengorbankan dirinya demi melindungi Naruto dan teman-temannya. Perubahan ini mengajarkan bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk bertaubat dan kembali kepada kebenaran. Allah SWT berfirman dalam surat Az-Zumar ayat 53
“Katakanlah: ‘Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.”
Dalam Islam, tidak ada kata terlambat untuk bertaubat selama masih ada kesempatan dan niat yang tulus.
- Pelajaran dari Obito: Hidup adalah Ujian
Perjalanan hidup Obito mengajarkan bahwa kehidupan adalah ujian. Kehilangan, pengkhianatan, dan rasa sakit adalah bagian dari ujian tersebut. Bagaiman kita merespon ujian itulah yang menentukan arah hidup kita. Dalam Islam, setiap ujian memiliki hikmah dan nilai pahala jika dihadapi dengan keimanan.
Kesimpulan
Karakter Obito Uchiha memberikan gambaran tentang bagaimana seseorang dapat terjatuh dalam kegelapan akibat rasa kecewa dan amarah, namun masih memiliki kesempatan untuk berubah. Dalam pandangan Islam, kisah Obito mengingatkan kita tentang pentingnya sabar, tawakal, dan taubat. Hidup adalah perjalanan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan ujian yang kita hadapi adalah peluang untuk memperkuat keimanan. []Muhammad Nabil Hasan
Editor: Ahmad Firman Syah