Almuhtada.org – Pernahkah Anda merasa kurang puas dengan apa yang dimiliki, meskipun telah berlimpah? Terkadang, kebahagiaan bukan soal memiliki segalanya, melainkan menghargai apa yang ada. Bersyukur adalah kunci rahasia untuk menjalani hidup yang tenang dan bermakna.
Bersyukur adalah ajaran Islam yang sering kali diulang dalam Al-Qur’an. Dalam surah Ibrahim ayat 7, Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu; dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
Ayat ini menegaskan bahwa bersyukur bukan hanya tentang berterima kasih, tetapi juga sarana untuk menerima lebih banyak kebaikan dari Allah. Bersyukur membentuk pola pikir positif yang dapat mengubah hidup kita.
Menjauhi Sikap Membanding-Bandingkan Rezeki Orang Lain
Sebagian besar dari kita pernah merasa tergoda untuk membandingkan diri dengan orang lain, baik dalam hal rezeki, karier, atau kehidupan pribadi. Namun, sikap ini dapat merusak kebahagiaan dan rasa syukur yang kita miliki.
Dalam Islam, membandingkan nikmat diri dengan orang lain adalah tindakan yang dapat memunculkan sifat iri, dengki, dan ketidakpuasan.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain.” (QS. An-Nisa: 32)
Ayat ini menegaskan bahwa setiap manusia memiliki rezeki yang berbeda sesuai dengan hikmah Allah. Rezeki tidak hanya berupa materi, tetapi juga kesehatan, keluarga, dan ketenangan hati. Dengan terlalu sering membandingkan diri dengan orang lain, kita bisa lupa menghargai nikmat yang sebenarnya telah melimpah dalam hidup kita.
Rasulullah SAW memberikan panduan praktis:
“Lihatlah orang yang berada di bawahmu (dalam hal rezeki), dan jangan melihat orang yang berada di atasmu. Hal ini lebih patut agar kamu tidak meremehkan nikmat Allah kepadamu.” (HR. Muslim)
Sikap ini membantu kita lebih fokus pada rasa syukur dan menghindarkan diri dari keluhan atas apa yang kita anggap kurang.
Sikap syukur tidak hanya diwujudkan dalam hati, tetapi juga melalui ucapan dan perbuatan. Contohnya, seseorang yang bersyukur atas rezekinya akan lebih giat bekerja dan membagikan kelebihan kepada sesama. Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang tidak berterima kasih kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah.” (HR. Abu Dawud)
Dengan bersyukur, hati menjadi tenang karena kita tidak sibuk membandingkan diri dengan orang lain. Bersyukur juga melatih kita untuk melihat sisi baik dari setiap keadaan, termasuk ketika menghadapi kesulitan. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW:
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin! Segala urusannya baik baginya. Jika mendapat kebaikan, dia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ditimpa kesulitan, dia bersabar, dan itu juga baik baginya.” (HR. Muslim)
Hikmah dari Bersyukur
Menarik Lebih Banyak Nikmat: Allah SWT menjanjikan nikmat yang bertambah bagi hamba yang bersyukur.
- Kedamaian Hati, dengan bersyukur kita belajar menikmati apa yang kita miliki tanpa terus merasa kurang.
- Meningkatkan Keimanan, bersyukur adalah bentuk pengakuan atas keagungan Allah SWT.
- Mempererat Hubungan Sosial, orang yang bersyukur cenderung lebih positif dan mudah diterima oleh orang lain.
Hindari membanding-bandingkan nikmat Anda dengan orang lain. Fokuslah pada apa yang Anda miliki, dan jadikan rasa syukur sebagai pelita hidup. Allah memberikan rezeki sesuai dengan kebijaksanaan-Nya, dan setiap nikmat yang kita miliki adalah anugerah yang patut dirayakan. Dengan begitu, kedamaian hati dan keberkahan hidup akan menjadi milik kita.
Bersyukur adalah seni menemukan kebahagiaan dalam kesederhanaan. Dengan mengucap “Alhamdulillah” setiap hari, kita tak hanya menyadari nikmat-Nya, tetapi juga memperkuat hubungan dengan Sang Pencipta. Mari jadikan bersyukur sebagai rutinitas hati yang membawa kedamaian dan keberkahan dalam hidup. Semoga Bermanfaat! [] Sahaki
Editor: Raffi Wizdaan Albari