Yuk Simak Sumber Cahaya di Tengah Badai Kehidupan Mahasiswa Perantauan

(Freepik.com - Al Muhtada.org)

Al Muhtada.org – Allah telah berjanji bahwa setelah kesulitan akan datang kemudahan, dan janji-Nya
tidak pernah meleset. Setiap badai yang kita lalui adalah kesempatan untuk mendekatkan diri
kepada-Nya, memperbaiki diri, dan memetik pelajaran berharga. Bersyukur mengingatkan kita
bahwa di balik hujan ada pelangi, dan di balik kesedihan ada kebahagiaan yang menanti. Maka,
tetaplah bersyukur meski dunia terasa berat, karena di balik itu semua, Allah sedang merancang
sesuatu yang indah untuk kita.
Menjadi mahasiswa, terutama yang merantau jauh dari orang tua, adalah salah satu
babak penting dalam kehidupan. Jarak dari keluarga sering kali membuat rindu terasa begitu
berat, terlebih saat harus menghadapi berbagai tantangan akademik dan hidup mandiri. Tugas
yang menumpuk, tekanan untuk berprestasi, serta kesulitan beradaptasi di lingkungan baru bisa
terasa seperti badai kehidupan yang menyesakkan dada. Namun, di tengah semua itu, bersyukur
menjadi kekuatan yang membuat perjalanan ini lebih bermakna.
Sebagai mahasiswa, bersyukur mengingatkan kita untuk fokus pada tujuan mulia:
menuntut ilmu sebagai bekal masa depan. Mungkin kita merasa lelah, tetapi di balik lelah itu,
ada harapan besar yang dititipkan oleh orang tua kita. Meski jauh dari rumah, Allah selalu
dekat dengan hamba-Nya. Ujian yang kita alami saat ini adalah cara-Nya untuk
mendewasakan, menguatkan, dan mempersiapkan kita menghadapi kehidupan yang lebih
kompleks. Dengan bersyukur, kita belajar untuk menghargai setiap proses, sekecil apa pun itu,
dan tetap optimis bahwa badai ini hanya sementara.

Baca Juga:  The Alpha Girl’s Guide: Sebuah Paduan Menjadi Perempuan Berdaya

Mengapa kita tidak boleh membenci Allah dalam menghadapi badai kehidupan? Sebab
Allah, dalam segala kebijaksanaan-Nya, tak pernah memberi ujian tanpa tujuan. Dia
mengetahui batas kemampuan kita dan selalu menyediakan pertolongan di waktu yang tepat.
Membenci-Nya hanya akan memperburuk luka, memperdalam penderitaan, dan menjauhkan
kita dari rahmat-Nya. Sebaliknya, berserah diri dan memohon kekuatan kepada-Nya adalah
langkah yang membuat hati lebih tenang dan jiwa lebih tegar.
Membenci Allah atas kesulitan yang kita alami hanya akan menambah beban pikiran
dan menjauhkan kita dari hikmah yang sebenarnya. Allah Maha Tahu apa yang terbaik untuk
kita. Dia yang memberi kesempatan untuk menuntut ilmu di perantauan juga akan
mempermudah jalan bagi mereka yang bersungguh-sungguh. Bersyukur dalam keadaan sulit
adalah bentuk keyakinan bahwa setiap tetes keringat dan air mata kita tidak akan sia-sia.
Jadikan badai kehidupan ini sebagai motivasi untuk terus melangkah. Di setiap malam
penuh doa dan perjuangan, yakinlah bahwa Allah sedang merancang kesuksesan kita. Ketika
rasa rindu pada orang tua begitu mendalam, ingatlah bahwa mereka pun mendoakan kita di
setiap sujudnya. Syukur adalah pelipur lara yang menguatkan hati, bahwa setiap langkah di
jalan ilmu ini adalah bentuk ibadah dan tanda cinta kita kepada-Nya. []Nevia Anggriya Orvala

Baca Juga:  Mengapa Perempuan Haid Tidak Boleh Solat Dan Puasa Menurut Islam Dan Ilmiah

Related Posts

Latest Post