Beriman Secara Kafah: Menggapai Keseluruhan Makna Iman

Ilustrasi suasana kakbah di Mekkah (pinterest.com - almuhtada.org)

almuhtada.org –Beriman secara kafah adalah sebuah konsep yang menekankan pentingnya menerima dan mengamalkan seluruh ajaran agama Islam dengan komprehensif.

Dalam konteks ini, ‘kafah’ berarti secara menyeluruh atau totalitas. Konsep tersebut bukan hanya sekadar keyakinan di dalam hati, tetapi juga melibatkan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman:

“يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً” (سورة البقرة:( 208)

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan.”

Baca Juga:  Menjalani Hidup dengan Kejujuran sebagai Jalan Menuju Ridha Allah SWT

Ayat ini menunjukkan bahwa iman tidak bisa dipisahkan dari amal perbuatan. Seorang Muslim dituntut untuk tidak hanya percaya kepada Allah dan Rasul-Nya, tetapi juga untuk menjalankan seluruh syariat-Nya tanpa ada yang ditinggalkan. Hal itu menunjukkan bahwa iman yang benar adalah iman yang meliputi seluruh aspek kehidupan.

Lebih lanjut, dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a., Rasulullah SAW bersabda:

“إِنَّ إِسْلَامَ بُنِيَ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَـٰهَ إِلَّا اللَّـهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّـهُ، وَإِقَامِ الصَّلَاةِ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ، وَحَجِّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا.” (رواه البخاري ومسلم)

Artinya: “Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan salat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan menunaikan haji bagi yang mampu.”

Baca Juga:  Mengenal Karya Jalaludin Rumi Penyair Termahsyur dalam Sejarah Islam

Hadis ini menjelaskan rukun Islam yang menjadi dasar bagi setiap Muslim. Keberadaan rukun ini menegaskan bahwa iman harus diaktualisasikan dalam bentuk ibadah dan tindakan sosial. Dengan menjalankan rukun-rukun tersebut, seorang Muslim menunjukkan komitmennya untuk beriman secara kafah.

Beriman secara kafah juga mencakup penerimaan terhadap seluruh ajaran Islam, baik yang berkaitan dengan akidah, ibadah, maupun muamalah. Ini berarti bahwa seorang Muslim harus siap untuk menerima dan menerapkan semua petunjuk Allah dalam kehidupannya, tanpa memilih-milih mana yang sesuai dengan keinginan atau kepentingan pribadi.

Dalam kehidupan sehari-hari, beriman secara kafah berarti menjalani hidup dengan prinsip-prinsip Islam dalam setiap aspek, baik dalam berinteraksi dengan sesama manusia, menjalankan aktivitas ekonomi, maupun dalam menghadapi tantangan kehidupan. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT:

“وَمَن لَّمْ يَحْكُم بِمَا أَنزَلَ اللَّـهُ فَأُو۟لَـٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ.” (سورة المائدة: 45)

Artinya: “Dan barang siapa yang tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.”

Baca Juga:  Penjelasan Mengenai Kisah Nabi Musa yang Menampar Malaikat Maut, Yuk Simak Penjelasannya!

Ayat ini mengingatkan kita bahwa keputusan dan tindakan kita harus selalu berdasarkan pada petunjuk Allah. Dengan demikian, beriman secara kafah bukanlah pilihan, melainkan kewajiban bagi setiap Muslim untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Beriman secara kafah adalah panggilan untuk setiap Muslim agar tidak hanya percaya kepada Allah dan Rasul-Nya, tetapi juga mengamalkan seluruh ajaran-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menginternalisasi nilai-nilai Islam secara menyeluruh, kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Mari kita berusaha untuk menjadi Muslim yang kafah, menjalankan ajaran agama dengan sepenuh hati dan kesungguhan. [Nailatuz Zahro]

Editor: Syukron Ma’mun

Related Posts

Latest Post