Almuhtada.org – Dunia adalah tempat persinggahan sementara sebelum manusia menuju ke akhirat yang kekal. Tujuan manusia diciptakan tak lain adalah untuk beribahadah kepada Allah. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Qur’an Surah Az-Zariyat ayat 56 yang bunyinya :
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”
Ini menunjukkan bahwa dunia nerupakan tempat untuk beribadah kepada Allah dan mengumpulkan amal serta pahala sebanyak-banyaknya untuk bekal di akhirat. Semua yang kita miliki di dunia hanyalah titipan Allah, bukan milik kita sepenuhnya. Harta yang kita miliki di dunia merupakan sebuah amanah yang Allah berikan, bukan untuk kebanggaan.
Orang yang kaya tidak boleh sombong karena memiliki harta yang banyak karena Allah tidak menyukai sikap sombong. Sedangkan orang yang miskin jangan lah merasa rendah diri karena tidak memiliki banyak harta. Karena bisa jadi orang miskin lebih mulia derajatnya di mata Allah daripada orang yang kaya raya.
Jika Allah ingin mengambil harta titipan-Nya, maka Allah akan melakukan dengan mudahnya, bahkan tanpa disangka-sangka dari makhluk-Nya. Contohnya orang yang paginya masih mempunyai banyak harta, malamnya sudah tidak memiliki apa-apa dan hanya mempunyai sehelai kain yang sedang dipakainya karena harta bendanya sudah habis dilalap oleh si jago merah.
Harta bisa hilang kapan saja sesuai kehendak Allah. Sehingga kita makhluk Allah harus menyadari bahwa hanya Allah lah yang berkuasa dalam kehidupan makhluk-Nya. Allah memiliki kuasa mutlak atas segala sesuatu.
Sperti dalan Q.S Al-Hadid ayat 20 :
وَّلَهْوٌ وَّزِيْنَةٌ وَّتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى الْاَمْوَالِ وَالْاَوْلَادِۗ كَمَثَلِ غَيْثٍ اَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهٗ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرٰىهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ حُطَامًاۗ وَفِى الْاٰخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيْدٌۙ وَّمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانٌۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ
Artinya : “Ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu hanyalah permainan, kelengahan, perhiasan, dan saling bermegah-megahan di antara kamu serta berlomba-lomba dalam banyaknya harta dan anak keturunan. (Perumpamaannya adalah) seperti hujan yang tanamannya mengagumkan para petani, lalu mengering dan kamu lihat menguning, kemudian hancur. Di akhirat ada azab yang keras serta ampunan dari Allah dan keridaan-Nya. Kehidupan dunia (bagi orang-orang yang lengah) hanyalah kesenangan yang memperdaya.”
Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya menjaga sikap rendah hati dan bersyukur atas apa yang Allah titipkan kepada kita. Saat Allah membalikkan keadaan kita baik dari kaya menjadi miskin ataupun sebalikanya, hendaknya kita menguatkan iman dan tawakal kepada Allah, meningkatkan kesadaran bahwa semua milik Allah dan akan kembali kepada-Nya dan menggunakan harta dan nikmat dunia untuk kebaikan dan amal shalih. [] Rani Alfina Rohmah
Editor : Raffi Wizdaan Albari