Almuhtada.org – Istilah sabar sering kali kita dapati dalam kehidupan ini. Allah seringkali mengemukakan istilah sabar ini dalam ayat-ayat Al Qur’an. Salah satunya dalam Surah Luqman, ayat 17
يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
“Wahai anakku, tegakkanlah sholat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari berbuat yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.” (Q.S Luqman: 17).
Dalam ayat tersebut kita diperintahkan untuk bersabar terhadap apa yang menimpa kita. Lalu bagaimana bentuk sabar itu? Apakah hanya berpasrah saja dengan apa yang telah menimpa kita? Kiranya makna sabar yang seperti itu perlu diluruskan kembali.
Dalam buku karya Muhammad bin Shalih Al-Munajjid, sabar dijelaskan sebagai sikap bertahan dalam menjalankan perintah Allah dan menahan diri dari hal-hal yang dilarang-Nya.
Jadi, sabar bukan sekadar sikap pasrah, melainkan kemampuan untuk menahan diri dan tetap konsisten pada jalan yang benar.
Terkadang, kita keliru memahami makna antara sabar, tawakal, dan pasrah. Padahal, sabar adalah keteguhan untuk menahan diri dari godaan.
Misalnya pada awal bulan dan uang bulanan baru saja diterima dari orang tua, kita seringkali kita terbuai untuk membeli barang-barang yang tidak kita perlukan. Jika kita mampu menahan kemauan diri kita, maka kita telah menerapkan makna sabar.
Dalam dunia pendidikan, ada mahfudzat yang berbunyi مَنْ صَبَرَ ظَفِرَ dan مَنْ جَدَّ وَجَدَ , yang artinya “Siapa yang bersabar akan beruntung” dan “Siapa yang bersungguh-sungguhh akan berhasil”.
Jika kita hubungkan dengan makna sabar yang kita bahas sebelumnya kita dapat menemukan benang merah bahwa keberhasilan membutuhkan ketekunan (sungguh-sungguh) dan keteguhan (sabar).
Bahwa siapa yang bersungguh-sunggh akan berhasil. Bahwa orang yang bersungguh sungguh pasti banyak menemukan rintangan dalam meraih apa yang dia inginkan.
Maka orang tersebut tentu saja harus mampu menahan diri untuk konsisten melakukan hal-hal yang mendekatkan dirinya untuk meraih apa yang dia inginkan.
Maka itulah sabar. Bahwa siapa yang bersungguh-sungguh dan bersabar maka akan meraih apa yang dia inginkan dan dengan sabar maka beruntunglah dia.
Karena apabila dia tidak mampu menahan diri untuk tetap konsisten dengan tujuannya maka sesungguhnya dia akan sia sia.
Maka hendaknya kita sebagai para pencari ilmu untuk menjiwai makna sabar dengan sebenar-benarnya. Bahwa bukan hanya pasrah, tetapi juga menahan diri dari segala hal yang akan menghambat tercapaianya tujuan kita. [] Khariztma Nuril Qolbi Barlanti