Almuhtada.org – Secara umum, perang salib bisa dideskripsikan sebagai perang yang terjadi antara Kristen Eropa dan Islam (Timur Tengah). Perang ini terjadi pada tahun 1095-1291 M, dan sering dikaitkan dengan Renaissance di Eropa.
Sebelum masuk ke pembahasan utama, yaitu kronologi perang salib, penulis akan deskripsikan secara singkat latar belakang terjadinya perang salib (yang sebelumnya sudah pernah ditulis).
Latar belakang terjadinya perang salib penulis sajikan menjadi empat poin. Pertama, perasaan tidak senang Kristen Eropa karena penaklukan dan ekspansi yang dilakukan Islam sejak tahun 632 M ke berbagai wilayah Eropa, seperti Spanyol dan Sicilia, serta menguasai kota suci Yerusalem selama berabad-abad. Dan puncaknya adalah pertempuran Manzikart pada tahun 1071 M yang melahirkan pasukan Islam sebagai pemenangnya.
Kedua, dihancurkannya Makam Suci (Holy Sepulchre) umat Kristen oleh Al-Hakim (Khalifah Dinasti Fathimiyyah) pada tahun 1009 M.
Ketiga, permintaan bantuan dari Kaisar Byzantium saat itu, Alexius Comnesus, kepada Paus Urbanus II (Paus Gereja Katolik Roma) karena kekuasaannya di Asia telah diserang Dinasti Seljuk dan mengancam kekuasaan Konstantinopel.
Keempat, ambisi pedagang-pedagang besar di pantai timur Laut Tengah untuk menguasai kota-kota dagang yang berada di timur dan selatan Laut Tengah. Mereka berperan dalam membiayai sebagian biaya perang dengan harapan dapat menguasai kota dagang di timur dan selatan Laut Tengah apabila tentara salib menang.
Itu tadi sedikit ringkasan latar belakang terjadinya perang salib, jika pembaca ingin membacanya lebih detail, silahkan bisa membaca tulisan penulis tentang latar belakang perang salib atau bisa mencari secara mandiri.
Selanjutnya, kita akan masuk ke pembahasan utama, yaitu tentang kronologi perang salib. Perang Salib oleh sejarawan dibagi menjadi beberapa bagian/periode, ada yang mengatakan tiga, tujuh, sembilan, bahkan sepuluh.
Mengingat bahwa tidak ada batas yang jelas antara satu perang dengan perang yang lain (selama jangkan waktu perang salib) maka bukan berarti teori-teori yang berbeda itu salah.
Disini, penulis akan sajikan perang salib menurut teori Philip K. Hitti, yang membagi perang salib ke dalam tiga periode.
Perang Salib Periode I (1095-1144 M)
Seperti yang penulis sampaikan di awal, bahwa salah satu latar belakang terjadinya perang salib adalah perasaan tidak enak Kristen Eropa atas kekuasaan dan ekspansi yang terus menerus oleh kekuasaan Islam. Namun, pemicu utama yang akhirnya menyalakan api peperangan adalah Konsili Cleromont yang diadakan oleh Paus Urbanus II pada 26 November 1095, sebagai respon permintaan bantuan dari Kaisar Byzantium.
Pada tahun 1096, berkumpullah 150.000 orang yang siap untuk berperang merebut Yerusalem dan akan berkumpul dulu di Konstantinopel. Pasukan ini dipimpin oleh Pierre I’ Ermite dan hanya terdiri dari orang-orang yang tidak memiliki pengalaman berperang.
Malahan dalam perjalanan menuju Konstantinopel, pasukan ini membuat banyak keonaran seperti perampokan, mabuk-mabukan, dan perzinaan. Meskipun akhirnya pasukan ini bisa ditaklukan oleh Dinasti Saljuk yang dipimpan oleh Killij Arslan dan Alp Arslan.
Setahun kemudian, pada tahun 1097, tentara salib kembali menyiapkan pasukan yang dipimpin oleh Godfrey, Bohemond, dan Raymond. Gerakan ini sangat terorganisir dan terstruktur dibandingkan serangan tahun sebelumnya.
Akibatnya, pada tahun 18 Juni 1097 mereka berhasil menaklukan Nicea, dan tahun 1098 mereka berhasil menaklukan Edessa, Syiria Utara, dan Antokia. Setahun kemudian, pada tanggal 7 Juli 1099, mereka pun berhasil menaklukan Baitul Maqdis.
Setelah menguasai Baitul Maqdis, mereka pun melakukan ekspansi lain dan berhasil menguasai kota Akka (1104 M), Tripoli (1109 M) dan kota Tyre (1124 M). Selain itu, mereka juga mendirikan Kerajaan-Latin, yaitu
- Kerajaan Latin I di Edessa ( 1096 M) yang dipimpin oleh raja Baldwin
- Kerajaan Latin II di Antokia (1098 M) yang dipimpin oleh raja Bahemond
- Kerajaan Latin III di Baitul Maqdis (1099 M) yang dipimpin oleh raja Godfrey
- Kerajaan Latin IV di Tripolo (1099 M) yang dipimpin oleh raja Raymond
Pada perang salib periode I, bisa dikatakan bahwa umat Islam mengalami kekalahan. Kekalahan ini bisa dilihat dari direbutnya wilayah-wilayah Islam dan dijadikan Kerajaan-Latin, serta dikuasainya Baitul Maqdis oleh pasukan salib. [] Abian Hilmi Hidayat
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah