Almuhtada.org – Saat ini orang-orang tengah ramai dengan adanya film bioskop “Ipar Adalah Maut”. Konon katanya film ini di ambil dari kisah nyata yang menceritakan tentang suami yang berselingkuh dengan adik ipar. Banyak penonton yang menganggap film ini relate dengan kehidupan mereka.
Seperti yang kita ketahui, bahwasannya pernikahan tidak hanya menyatukan dua belah pihak. Tetapi juga menyatukan dua buah keluarga.
Meski kehidupan rumah tangga yang menjalani adalah suami dan istri, tetapi terkadang keberadaan anggota keluarga lain, seperti mertua, menantu, saudara, ipar terkadang bisa saja menimbulkan konflik.
Oleh karena itu, banyak yang perlu dipelajari untuk bisa menjalani rumah tangga dengan baik. Mengerti adab ipar dan belajar menjadi sosok ipar yang baik adalah salah satu hal yang penting.
Ipar adalah saudara dari suami atau istri. Ipar bisa berupa kakak atau adik dari suami atau istri, atau kerabat lain yang bukan mahram bagi pasangan.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِيَّاكُمْ وَالدُّخُولَ عَلَى النِّسَاءِ فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَرَأَيْتَ الْحَمْوَ . قَالَ الْحَمْوُ الْمَوْتُ
“Berhati-hatilah kalian masuk menemui wanita.” Lalu seorang laki-laki Anshar berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat Anda mengenai ipar?” Beliau menjawab, “Hamwu (ipar) adalah maut.” (HR. Bukhari & Muslim).
Tentang Al-Hamwu, sebagian ulama menjelaskan Al-Hamwu adalah ipar (saudara laki-laki dari suami) dan keluarga dekat suami.
Hadist tersebut memberi makna agar kita selalu berhati-hati dalam berinteraksi, baik antara istri dengan saudara laki-laki suami, ataupun suami dengan saudara perempuan istri.
Adapun dengan yang dimaksud maut adalah perlunya kehati-hatian yang ketat terkait interaksi antara istri dengan saudara laki-laki sang suami.
Hal ini tidak lain karena ipar bukanlah mahram dan boleh dinikahi, sehingga janganlah sampai terjadi adik merebut istri kakaknya, dan atau sebaliknya.
Islam melalui syariatnya, telah menutup rapat kemungkinan-kemungkinan buruk terjadi, menimpa diri dan keluarga, di antaranya dengan menetapkan adab dengan saudara ipar.
Selain pembahasan sesuai hadist, jika kita pernah mengalami kehadiran orang baru dalam hal ini ipar memang tidaklah mudah. Banyak yang mesti dipelajari dan dibiasakan agar menjadi sosok ipar yang baik. Lantas bagaimana peran sosok ipar yang baik itu? Simak penjelasannya berikut ini :
- Bersikap ramah
Bersikap ramah dan tulus tanpa dibuat-buat sejak pertama kali bertemu, sehingga hubungan yang terbangun baik dan bisa dijadikan layaknya seperti seorang saudara kandung atau bahkan sahabat.
- Menjaga hubungan dengan Mertua
Ipar yang baik tidak terlalu ikut campur dalam urusan rumah tangga saudaranya dan berusaha menahan atau menengahi jika mertua ingin mengintervensi urusan rumah tangga saudaranya, sehingga membantu menjaga kedamaian dalam keluarga.
- Menghormati keberadaan ipar
Tidak sedikit orang yang masih menganggap bahwa ipar adalah orang asing, sehingga memperlakukannya dengan buruk. Oleh karena itu buanglah status “hanya” sebagai ipar, buatlah keberadaan ipar itu berharga dan merasa diterima.
- Menghargai Hak sebagai Pasangan
Masalah lain biasanya datang karena ipar merasa saudaranya diambil oleh pasangannya. Oleh karena buanglah jauh-jauh perasaan buruk itu, terimalah kenyataan bahwasannya prioritas saudaranya sekarang adalah pasangannya.
Jangan merasa lebih berhak atau lebih dekat dengan pasangan saudara, sehingga tidak menimbulkan adanya persaingan.
- Menyayangi anak-anak saudara
Ipar yang baik adalah ia yang menunjukkan kasih sayang dan perhatian kepada anak-anak saudaranya, sehingga mereka merasa diterima dan dicintai dalam keluarga besar.
- Tidak Membebani dengan Perawatan Orang Tua
Jika tinggal bersama mertua, ipar yang baik adalah ia yang mengerti dan menghargai bahwa tanggung jawab perawatan orang tua adalah tugas bersama bahkan kewajiban ipar sebagai anaknya, sehingga ia tidak membebani pasangan saudaranya secara berlebihan.
Selain ke enam peran sosok ipar yang baik, masih banyak lagi cara untuk menjadi ipar yang baik agar pasangan saudara Anda merasa nyaman. Tetapi, tetap beri batasan dalam berinteraksi terutama kepada ipar yang bukan mahramnya. [] Tia Rosalita
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah