Almuhtada.org – Iblis dikenal sebagai mahkluk yang sering menggoda manusia agar terjerumus ke dalam jurang kesesatan. Iblis dan keturunannya mendapatkan laknat dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala hingga akhirat kelak dan kekal abadi di dalam neraka.
Suatu ketika, iblis berniat untuk bertaubat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas dosa yang telah diperbuat pada masa lalu. Kisah tersebut disampaikan oleh Gus Baha dalam channel YouTube Sekolah Akhirat.
Gus Baha menerangkan kalau Iblis memiliki ketakutan besar terhadap kekuatan dan kekuasaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Karena rasa takut itulah, iblis ingin bertaubat agar dosanya diampuni dan dibebaskan dari neraka.
Iblis kemudian meminta bantuan kepada Nabi Musa agar mau membujuk Allah Subhanahu Wa Ta’ala sehingga dosanya dapat diampuni, lanjut Gus Baha. Iblis tahu kalau Nabi Musa bisa berkomunikasi dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala secara langsung.
Karena merasa iba, Nabi Musa lantas menghadap kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan membujuk-Nya agar mau mengampuni dosa dan menerima taubat iblis. Allah Subhanahu Wa Ta’ala bersedia menerima taubat iblis namun dengan satu syarat, yaitu iblis harus sujud di makamnya Nabi Adam.
Setelah itu, Nabi Musa menemui iblis dan menyampaikan kalau taubatnya diterima asalkan menerima syarat yang diberikan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Bukannya senang, iblis justru marah dan dengan tegas menolak syarat tersebut.
Iblis merasa tidak pantas dan hina jika harus sujud di makamnya Nabi Adam. Iblis mengatakan ketika Nabi Adam masih hidup, ia sudah tidak mau untuk sujud kepadanya, apalagi ketika sudah meninggal.
Dulu ketika masih di surga, iblis diperintah oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk sujud kepada Nabi Adam. Namun iblis menolak keras perintah tersebut karena merasa dirinya lebih mulia dari Nabi Adam. Sebab hal tersebut, iblis pun diusir dari surga dan dilaknat Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Karena tetap pada keangkuhannya itu, pada akhirnya iblis gagal untuk bertaubat dan tetap mendapatkan laknat-Nya dan akan kekal abadi menjadi penghuni neraka. [] M. Khollaqul Alim
Editor : Moh. Aminudin