Almuhtada.org – Bentuk cinta dari Allah kepada seorang hamba bukan melulu tentang segalanya yang berlimpah, ataupun harta benda yang wah.
Kasih Allah terwujud dalam banyak hal, seperti halnya ketika cobaan dan tantangan yang menguatkan iman kita, ketenangan pikiran dalam menghadapi kesulitan, dan kesempatan untuk terus belajar serta bertumbuh menjadi manusia yang lebih baik.
Kebahagiaan dan keberkahan sejati tidak serta merta diukur dari materi, namun dari rasa syukur, kedamaian batin, dan kedekatan dengan Allah . Allah menunjukkan kasih-Nya dengan cara yang tidak kita duga, namun selalu demi kebaikan kita.
Seseorang yang beriman dan selalu husnudon (berpikiran baik) terhadap Allah, maka segala bentuk kesedihan yang kita rasakan belum tentu merupakan pertanda bencana. Meskipun, kesedihan itu semacam ujian.
Terkadang itu adalah cara Allah mengingatkan kita untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan lebih mensyukuri nikmat yang dianugerahkan kepada kita.
Oleh karena itu, kita harus selalu husnudon terhadap-Nya dan selalu tetap rendah hati bersyukur atas segala hal yang terjadi dan ditakdirkan oleh-Nya. Bersyukur dan ikhlas adalah kunci untuk menerima segala bentuk takdir, baik itu takdir yang buruk ataupun baik menurut kita.
Allah SWT berfirman dalam Q.S. Ibrahim Ayat 7
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Artinya: (Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.”
Mencegah diri dari sifat sombong semestinya juga dilakukan seorang hamba yang beriman. Karena seorang hamba yang beriman selalu sadar atas apa yang dipunyai adalah semata hanya titipan dari Alah SWT belaka.
Allah SWT berfirman dalam Q.S. Luqman ayat 18
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۚ ١٨
wa lâ tusha‘‘ir khaddaka lin-nâsi wa lâ tamsyi fil-ardli maraḫâ, innallâha lâ yuḫibbu kulla mukhtâlin fakhûr
Yang artinya: Janganlah memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi ini dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri.
Wallahi a’lam bisssawab. Demikianlah tulisan seorang hamba pendosa, semoga dapat bermanfaat. [] Rosi Daruniah
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah