Almuhtada.org – Islam dikenal sebagai agama yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan dan kebenaran dalam upaya menciptakan kehidupan manusia yang adil, aman, dan nyaman.
Al-Qur’an dan hadits Rasulullah telah memberikan pedoman hidup yang merambah ke berbagai lini kehidupan manusia mulai dari perkara ibadah, muamalah, hingga masalah kebersihan.
Di samping kedua pedoman utama umat muslim tersebut, juga terdapat berbagai nasihat atau pesan hikmah dari para sahabat Rasulullah salah satunya dari sahabat Umar bin Khattab. Beliau ini merupakan khalifah kedua pada masa Khulafaur Rasyidin dan terkenal sebagai pribadi yang tegas dan keras dalam memperjuangkan kepentingan Islam.
Dalam kitab Nashoihul Ibad karya Syekh Nawani al-Bantani, terdapat lima hal yang lebih utama dibandingkan lima perkara dunia menurut sahabat Umar bin Khattab. Perkataan beliau ini terdapat dalam bab kelima (khumasi) pada maqolah ke dua puluh tiga. Lima hal istimewa tersebut adalah berikut.
1) Menjaga Lisan
١) قال عمر رضى الله عنه : رأيت جميع الأخلاء فلم أر خليلا أفضل من حفظ اللسان
Artinya: “Saya telah melihat semua teman, tapi saya tidak melihat kekasih yang lebih utama dibandingkan menjaga lisan.”
Menurut Syekh Nawawi, pada saat ini banyak orang yang diam karena berusaha menjaga lisannya dari hal dusta dan ghibah. Di samping itu, banyak juga orang yang diam saja ketika telah dikuasai oleh seorang penguasa.
2) Wira’i
٢) رأيت جميع اللباس فلم أر لباسا أفضل من الورع
Artinya: “Saya telah melihat semua pakaian, tapi saya tidak melihat pakaian yang lebih utama dibandingkan sikap wira’i.”
Menurut Syekh Ibrahim bin Adham, wira’i adalah meninggalkan setiap perkara syubhat yaitu perkara yang tidak ada kemanfaatannya dan meninggalkan hal-hal yang tidak penting. Rasulullah bersabda kepada Abu Hurairah, “Jadilah kamu orang yang wira’i. Dan jadilah kamu orang yang paling hamba di antara manusia.”
3) Qonaah
٣) رأيت جميع المال فلم أر مالا أفضل من القناعة
Artinya: “Saya melihat semua harta benda, tapi saya tidak melihat harta yang paling utama dibandingkan sikap qona’ah.”
Qona’ah berarti meninggalkan meminta-minta dan merasa cukup terhadap apa yang dimiliki. Rasulullah bersabda dalam suatu hadits, “Jadilah engkau orang yang wira’i serta orang yang paling hamba di antara manusia.
Jadilah engkau orang yang qona’ah dan orang yang paling bersyukur dan disukai diantara manusia terhadap apa yang kamu sukai bagimu sendiri. Jadilah seorang mukmin dan berbuat baiklah kepada tetanggamu. Jadilah muslim dan menyedikitkan tertawa, karena kebanyakan tertawa bisa membuat hati menjadi mati.”
4) Nasihat
٤) رأيت جميع البر فلم أر برا أفضل من النصحية
Artinya: “Saya melihat semua kebaikan, tapi saya tidak melihat kebaikan yang paling utama dibandingkan nasihat.”
Nasihat adalah suatu kebenaran mengenai perbuatan atau tindakan. Kebaikan mengandung ridhonya manusia dan ketakwaan mengandung ridhonya Allah SWT.
5) Sabar
٥) رأيت جميع الأطعمة فلم أر طعاما ألذ من الصبر
Artinya: “Saya melihat semua makanan, tapi saya tidak melihat makanan yang paling enak dibandingkan kesabaran.”
Syekh Nawawi membagi kesabaran menjadi tiga rukun. Pertama, menahan diri dari iri atau benci dengan bersikap ridho. Kedua, menahan lisan dari perkataan yang tercela.
Ketiga, menahan anggota badan dari berbagai hal seperti menampar pipi, menyobek-nyobek, menjerit-jerit, menghitamkan wajah, dan lain sebagainya. Barang siapa yang berpendirian terhadap rukun ini, ia akan mendapatkan fadilah kesabaran yang menjadi bagian dari keimanan. [] Mohammad Fattahul Alim
Editor : Moh. Aminudin