Almuhtada.org – Dalam kitab Wasiyatul Musthofa. Diceritakan oleh Al-Faqih dari Ayahnya, kisah mengejutkan seorang perempuan pelacur di kalangan Bani Israel yang menjalani perubahan hidup menggugah hati banyak orang. Perempuan ini terkenal karena kecantikannya.
Pintu rumahnya selalu terbuka dan setiap orang yang lewat bisa melihat dia sedang duduk di sofa yang berada persis di depan pintu rumahnya. Ia membuat siapa pun yang melihatnya menjadi tertarik. Namun, untuk dapat bertemu dengannya, setiap orang harus membayar sepuluh dinar.
Suatu hari, seorang pria taat beribadah lewat dan terpikat oleh kecantikan perempuan itu. Karena tidak mampu melawan rasa ketertarikannya, ia menjual pakaian dan mengumpulkan uang untuk memenuhi syarat masuk. Setelah berhasil masuk dan bertemu perempuan itu, niatnya tiba-tiba berubah.
Saat hendak merangkul perempuan itu, atas rahmat Allah dan berkah ibadahnya, tiba-tiba hatinya sadar. Ia merasa Allah sedang mengawasinya. Kemudian rasa takut kepada Allah pun menyadarkannya akan dosa yang hendak dilakukannya.
Sang perempuan yang heran melihat perubahan drastis pada pria itu, bertanya tentang alasan ketakutannya. Dengan wajah pucat dan hati yang bergetar, pria tersebut menyampaikan ketakutannya kepada si perempuan. Pria itu dengan tulus menyatakan bahwa ia takut kepada Tuhannya, dan meminta izin untuk keluar.
Namun, perempuan itu dengan kebingungan berkata bahwa banyak orang yang ingin berada dalam posisinya, sementara pria tersebut tetap teguh pada keputusannya.
Ia mengatakan bahwa uang yang telah diberikan padanya adalah halal baginya, namun pria itu bersikeras untuk meninggalkan tempat itu demi ketakutannya kepada Allah.
Perempuan itu terkesan pada pria tersebut. Penuh dengan penyesalan, perempuan itu merenung dan memutuskan untuk bertaubat. Dengan tekad, ia menutup pintu rumahnya, mengenakan pakaian yang sangat tertutup, dan mendalami ibadahnya.
Dia berpikir, “Jika orang yang baru akan melakukan dosa seperti dia merasa begitu takut kepada Allah, bagaimana dengan diriku yang telah berdosa bertahun-tahun?”
Tergerak untuk mencari pembenaran. Perempuan itu berencana untuk mencari pria tersebut dengan harapan pria tersebut mau menikah dengannya. Sebab bila bersama pria tersebut ia bisa belajar banyak masalah agama darinya serta membantu dalam masalah ibadah kepada Allah Ta’ala.
Perempuan itu pun mencari pria tersebut dengan membawa harta dan pelayan-pelayannya. Sesampainya di desa pria itu, pria tersebut diberitahu bahwa ada seorang perempuan yang mencarinya.
Saat pria tersebut keluar menemuinya, perempuan itu membuka cadar wajahnya. Namun pria itu teringat kejadian di masa lalu, kemudian menjerit, dan meninggal dunia.
Terkejut dan sedih, perempuan itu tetap mempertahankan niat baiknya. Dia bertanya apakah ada yang membutuhkan istri di sekitar ini.
Warga memberitahu bahwa pria itu memiliki saudara yang saleh tetapi miskin. Dengan ketulusan hati, perempuan itu menawarkan diri sebagai istri saudara pria tersebut, membuktikan bahwa kekayaan tidak lagi menjadi prioritasnya.
Hasilnya, perempuan itu menikah dengan saudara laki-laki tersebut. Kemudian bersama-sama mereka diberkahi dengan tujuh anak yang baik-baik dan menjadi panutan di kalangan Bani Israel.
Kisah ini mengajarkan tentang kekuatan taubat, perubahan hidup, dan bagaimana kebenaran dan kebaikan dapat muncul dari situasi yang kelam. Karena sejatinya taubat dan perubahan yang sungguh-sungguh dapat membawa kehidupan yang lebih baik dan penuh berkat. [] Mila Amalia
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah