Fenomena Es Teh Jumbo dan Perubahan Iklim

Foto: Ayon Diniyanto
Foto: Ayon Diniyanto (Dok. Pribadi - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Panas terik di siang hari, saya jalan menggunakan sepeda motor. Rute yang saya tempuh kira-kira sekitar 20 kilometer. Tujuannya hanya untuk jalan-jalan saja. Di sepanjang jalan, saya mencoba menikmati perjalanan. Terlihat ada yang menarik. Hampir di sepanjang perjalanan saya melihat banyak orang jualan es. Ya, lebih spesifik jualan Es Teh Jumbo.

Karena memang ditulis oleh penjual “Es Teh Jumbo”. Ada sekitar puluhan penjual Es Teh Jumbo di sepanjang perjalanan yang saya lalui. Jarak antar penjual ada yang tidak lebih dari 100 meter, bahkan ada yang hanya 10 meter. Penjual Es Teh Jumbo sangat bervariasi dalam menjajalkan dagangan. Ada yang menggunakan meja kotak, menggunakan gerobak, dan tentunya ada juga yang menggunakan booth container. Harga yang ditawarkan umumnya Rp 2.500 atau Rp 3.000.

Saya sebenarnya lebih suka teh panas atau hangat dibanding dengan es teh. Alasan saya, teh panas atau hangat lebih mudah menjadikan tubuh berkeringat, sehingga lebih segar. Walaupun banyak teman yang mengatakan, selera saya seperti selera kakek-kakek. Bagi saya tidak apa, biarkan orang berkata. Karena yang merasakan kenikmatan adalah diri kita sendiri. Tapi, karena penasaran dengan banyak penjual Es Teh Jumbo. Saya mampir untuk mencoba minum Es Teh Jumbo. Saya beli satu yang harga Rp 2.500.

Oh iya, saya sebenarnya juga pernah beli ukuran jumbo, tapi bukan es teh. Melainkan teh panas. Rasanya hampir sama dengan Es Teh Jumbo. Hanya harganya yang beda. Saya beli dengan harga Rp 5.000. Mungkin karena saya beli di expo jadi bukan seperti harga pasaran. Memang beda antara Es Teh Jumbo dengan teh panas yang ukuran jumbo. Saya sulit minum, karena harus pakai sedotan. Kan nggak mungkin ditiup karena cup tertutup. Beda dengan gelas yang bisa ditiup sebelum diminum. Alhasil, tutup cup harus dirobek dulu. Biar bisa ditiup. Beda juga dengan Es Teh Jumbo, yang bisa langsung diminum dengan sedotan dan memunculkan sensasi kesegaran. Mungkin itu salah satu kelebihan Es Teh Jumbo.

Baca Juga:  Hidrasi Pagi, Berkah Sepanjang Hari: Perspektif Islam dan Sains

Kembali pada fenomena Es Teh Jumbo yang menarik bagi saya. Mengapa banyak orang jualan Es Teh Jumbo? Apakah ada kaitan antara fenomena Es Teh Jumbo dengan perubahan iklim? Kemudian mengapa harus ukuran Jumbo?

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut. Saya mencoba menguraikan hal yang penting sebagai pintu jawaban. Es teh sebenarnya bukan merupakan fenomena baru. Sebelum saya lahir, es teh sudah ada. Bahkan ketika saya makan di warung makan. Salah satu menu minuman yang populer dipilih pembeli adalah es teh.

Terlebih, bukankah es teh merupakan hal yang sudah biasa dikalangan masyarakat kita? Semua orang rasanya, hampir bisa membuat es teh. Aneh kalau ada orang yang tidak bisa atau bahkan tidak tahu cara membuat es teh kan? Hal ini beda misalnya dengan jenis es yang lain, seperti es teh tarik, thai tea, dan boba drink. Jenis es tersebut membutuhkan bahan-bahan yang mungkin tidak mudah untuk dicari. Bahkan cara membuatnya juga cukup rumit. Beda dengan es teh, yang hampir di setiap keluarga pasti sudah pernah buat. Minimal untuk menyuguhi minum tamu.

Tapi kenapa Es Teh Jumbo baru menjamur di tahun-tahun ini? Mengapa tidak dari dulu banya ditemukan banyak penjual Es Teh Jumbo dipinggir jalan? Walhasil, setidaknya ada alasan dengan fenomena menjamurnya Es Teh Jumbo. Alasan utama karena cuaca yang sangat terik. Apalagi di siang hari. Panas begitu menyengat seperti berada di dekat api unggun. Sulit membayangkan jika cuaca dingin, kemudian banyak menjamur orang jualan es. Apa iya bakal laris?

Baca Juga:  Dampak Covid-19 Terhadap Pendidikan

Pertanyaan lain. Bukankah dari dulu juga sudah ada panas di siang hari. Kenapa tidak ada fenomena Es Teh Jumbo? Ini yang menghubungkan antara fenomena Es Teh Jumbo dengan perubahan iklim. Akhir-akhir ini memang cuaca panas. Banyak ilmuwan atau peneliti yang mengatakan bahwa cuaca panas ini disebabkan oleh perubahan iklim. Sebagaimana diungkap oleh Erma Yulihastin, Peneliti Klimatologi Pusat Iklim dan Atmosfer Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) lewat CNBC Indonesia (2023). Erma menyatakan bahwa adanya perubahan iklim membuat terjadinya peningkatan suhu.

Jadi wajar bila Es Teh Jumbo menjamur di pinggir jalan. Orang lebih mudah dan praktis saat cuaca panas, ya minum es. Tinggal minum, tenggorokan langsung segar. Masa lagi di jalan, kemudian orang balik ke rumah hanya untuk buat es teh. Kan nggak lucu. Jadi ya mending beli saja. Apalagi Es Teh Jumbo. Ukuran jumbo, harga juga ramah. Jika perubahan iklim terus mengakibatkan peningkatan suhu, maka potensi Es Teh Jumbo eksis dan sustainable semakin besar. Bahkan bisa menjamur ke berbagai penjuru dunia. Lha, harganya murah.

Eits, ada satu pertanyaan lagi yang belum dijawab. Mengapa harus ukuran jumbo? Panas begini, satu gelas kecil, kurang. Masih haus.

Ayon Diniyanto, Dosen UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.

Related Posts

Latest Post