Almuhtada.org – Momen hari ulang tahun bagi sebagian orang dianggap sebagai momen bahagia yang diisi dengan acara perayaan bersama teman-teman. Namun, ada juga yang merasa sedih karena umurnya bertambah tanpa mencapai kesuksesan yang diharapkan.
Meski demikian, hari ulang tahun seharusnya dianggap sebagai anugerah yang patut disyukuri dalam Islam.
Islam mengajarkan kita untuk bersyukur atas kenikmatan umur yang diberikan oleh Allah. Dengan bertambahnya usia, kita memiliki kesempatan lebih banyak untuk beribadah, menikmati keindahan dunia, dan berbakti kepada kedua orang tua.
Nabi Muhammad SAW dilahirkan pada hari senin, tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah atau 22 April 571 Masehi. Nabi Muhammad SAW memberikan contoh cara merayakan hari lahir dengan berpuasa, seperti yang dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Qatadah Al-Anshari.
عَنْ أَبِي قَتَادَةَ الْأَنْصَارِيِّ، رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ الِاثْنَيْنِ؟ فَقَالَ: “فِيهِ وُلِدْتُ وَفِيهِ أُنْزِلَ عَلَيَّ
“Dari Abu Qatadah Al-Anshar bahwa Rasulullah SAW ditanya tentang puasa hari Senin. Beliau menjawab, “(Karena) saat itu aku dilahirkan dan saat itu aku dituruni wahyu.” (HR. Muslim).”
Beliau berpuasa pada hari senin sebagai bentuk syukur atas nikmat kelahiran dan nikmat turunnya wahyu. Keterangan ini menunjukkan bahwa merayakan hari lahir dalam Islam seharusnya dilakukan melalui ibadah, seperti puasa, sebagai ungkapan syukur kepada Allah.
Selain merayakannya dalam bentuk ibadah kepada Allah, cara lain dalam merayakan kelahiran dapat diambil dari kisah Abu Lahab, paman Nabi, yang diabadikan dalam surah Al-Lahab. Abu Lahab mengalami siksaan setiap hari kecuali hari Senin karena pernah memerdekakan budaknya, Tsuwaibah, karena memberikan kabar gembira bahwa Nabi Muhammad dilahirkan.
Dari kisah ini, dapat diambil pelajaran bahwa mensyukuri kelahiran seharusnya juga diwujudkan dalam bentuk sosial, seperti memberikan kebahagiaan kepada orang lain, misalnya dengan mengundang kerabat, sahabat, atau bersedekah sesuai kemampuan. Hal ini mencerminkan esensi dari memerdekakan budak sebagai bentuk memberikan kebahagiaan kepada sesama.
Dengan demikian, perayaan hari ulang tahun dalam Islam seharusnya diisi dengan tindakan syukur kepada Allah melalui ibadah dan kebahagiaan yang dibagikan dengan sesama. Wallahu a’lam. [] Tia Rosalita
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah