Harmoni Batin: Menyingkirkan Harapan Pada Manusia, Menemukan Ketenangan dengan Berharap Pada Allah

Berharap hanya kepada Allah
Gambar ilustrasi berharap hanya kepada Allah (Freepik.com - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Proses menjalani kehidupan yang berdinamika menuntut manusia untuk hidup bersosial dengan aktif berinteraksi antar sesama.

Dalam interaksi itu manusia seringkali memiliki harapan-harapan tertentu kepada orang lain baik harapan berupa akan bantuan, dukungan, atau bahkan cinta. Namun, perlu diingat bahwa manusia adalah makhluk yang tidak sempurna. Kita tidak bisa mengharapkan kesempurnaan dari manusia lain.

Pun halnya manusia dengan segala keterbatasan dan ketidaksempurnaannya tidak mungkin selalu memenuhi harapan kita. Ketika kita mengandalkan dan berharap kepada manusia, seringkali yang terjadi adalah kita terjebak dalam siklus kekecewaan. Oleh karena itu, kita harus mengurangi harapan kita kepada manusia.

Islam mengajarkan kita untuk lebih banyak berharap kepada Allah daripada kepada manusia. Allah adalah Dzat yang Maha Sempurna dan Maha Kuasa. Dialah yang mampu memenuhi segala kebutuhan kita. Allah adalah sumber harapan yang tak terbatas.

Mengalihkan harapan kepada Allah bukanlah menghilangkan peran manusia dalam hidup kita, melainkan meletakkan mereka di tempat yang sesuai sebagai saluran dari kehendak Allah. Manusia menjadi sarana atau alat yang Allah pergunakan untuk memenuhi kebutuhan kita, tetapi bukan sumber utama dari segala harapan.

Allah berfirman dalam QS. Al-Maidah ayat 23, yang artinya “Berkatalah dua orang laki-laki di antara mereka yang bertakwa, yang telah diberi nikmat oleh Allah, ‘Serbulah mereka melalui pintu gerbang (negeri) itu. Jika kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang beriman.” Pada ayat ini Allah sampaikan bahwa kita sebagai hamba-Nya yang beriman diupayakan untuk senantiasa bertawakal kepada Allah. Bertawakal sebagai bentuk pengharapan kita kepada Allah atas apa yang diikhtiarkan.

Baca Juga:  Menjadi Cahaya di Antara Gelapnya Hidup

Lebih lanjut pada QS. Al-Insyirah ayat 8, yang artinya “Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.” Menurut penafsiran dari Kementerian Agama (Kemenag), dalam ayat tersebut Allah menegaskan bahwa Nabi Muhammad diinstruksikan untuk mencari keridhaan Allah. Karena, hanya kepada Allah manusia harus merendahkan diri dna berharap.

Harapan yang berlebihan kepada manusia bagai panah yang dilepaskan tanpa tujuan. Panah itu bisa mengenai sasaran, tetapi bisa juga meleset dan melukai diri sendiri. Ketika harapan kita tidak terpenuhi, kita akan menjadi korban dari panah yang kita lepaskan sendiri. Kita akan merasa kecewa, sedih, marah, bahkan membenci orang yang kita harapkan.

Sebaliknya, harapan yang berlebihan kepada Allah bagai panah yang dilepaskan dengan tujuan. Panah itu pasti akan mengenai sasaran, yaitu Allah. Ketika harapan kita tidak terpenuhi, kita tidak akan menjadi korban dari panah yang kita lepaskan. Kita tetap bisa bersabar dan berharap kepada Allah.

Pun halnya ketika kita dihadapkan dengan berbagai macam cobaan dalam hidup. Ketika kita berharap pada Allah pastinya akan memberikan ketenangan dan kekuatan tersendiri. Ini bukanlah melemahkan usaha manusia, melainkan memperkuat fondasi keyakinan dan tawakal yang tak tergoyahkan.

Rasulullah SAW sendiri memberikan teladan yang kuat dalam hal ini, mengajarkan agar kita berusaha sekuat tenaga namun tetap berserah diri kepada kehendak-Nya.

Dalam proses pembudayaan diri untuk tidak berharap kepada manusia, kita harus menyadari bahwa manusia adalah makhluk akhluk yang tidak sempurna. Mereka memiliki keterbatasan dan kekurangan sehingga tidak semua hal akan berjalan sesuai dengan harapan kita.

Baca Juga:  Kunci Sukses: Jangan Pernah Berputus Asa dari Rahmat Allah

Kemudian, terbiasalah untuk mandiri dalam memenuhi kebutuhan. Selagi bisa diupayakan sendiri, diupayakan. Jangan Jangan terlalu bergantung pada orang lain. Terakhir, kita harus bertawakal kepada Allah dan yakinlah bahwa Allah akan memenuhi segala kebutuhan kita. [] Maulana Junaedi

Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah

Related Posts

Latest Post