Hidup Bahagia Karena Ikhlas

Ikhlas menjadikan hidup bahagia
Ikhlas menjadikan hidup bahagia (Freepik.com - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Orang yang paling berbahagia sesungguhnya adalah yang paling ikhlas. Semakin meningkatkan keikhlasannya, semakin besar kebahagiaannya.

Kebahagiaan itu tidak tergoyahkan, karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengetahui segala kebaikan dan amal perbuatan yang diserahkan hanya kepada-Nya. Orang ikhlas merasa bahagia karena menyadari bahwa apa yang dilakukannya diketahui Allah, bahkan jika tidak dilihat atau dihargai oleh orang lain.

Disebutkan bahwa salah satu  kunci kebahagiaan adalah “Diantara hal yang mendatangkan kebahagiaan, ketika seseorang sedang berbuat baik dgn orang lain, jangan menganggap dia sedang bermuamalah dgn orang lain, tapi dia sedang bermuamalah dgn Allah SWT”.

Ketika seseorang berbuat baik kepada orang lain, tidak memandang sebagai urusan antarmanusia, melainkan sebagai ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Saat memberikan sumbangan atau bantuan, dia menyadari bahwa dia berhubungan dengan Allah, bukan dengan penerima bantuannya.

Dia tidak peduli dengan komentar dari orang-orang yang dibantunya, sebagaimana dicontohkan oleh orang-orang bertakwa yang disebutkan dalam Alquran.

Orang ikhlas hanya mempedulikan pujian dan penilaian Allah. Meski mungkin tidak dihargai atau diakui oleh manusia, dia yakin bahwa Allah mengetahui siapa dirinya.

Semakin ikhlas, semakin tidak dipengaruhi oleh pandangan orang lain, karena yang diinginkannya hanya pujian dan penilaian Allah. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah menjelaskan bahwa orang ikhlas dapat mencapai tingkat ketulusan yang tinggi, dengan perhatian dan komentar orang lain terhadap amal perbuatannya.

Baca Juga:  Bukan Kita yang Hebat, Melainkan Allah yang Memudahkan

Mereka cenderung terpengaruh oleh apresiasi atau kritik dari lingkungan. Betapapun baiknya kita pasti ada yang memuji dan pasti ada yang mencela, kalau Allah SWT sang pencipta alam semesta ini tidak selamat dari celaan ciptaannya seperti yang dikatakan orang-orang Yahudi kepada Rosulullah bahwa tangan Allah Terbelenggu, Allah SWT miskin kamilah yang kaya, Allah SWT tidak selamat dari cacian makhluk-Nya.

Nabi Muhammad SAW yang memiliki akhlak yang sangat mulia pun tidak selamat dari cacian, apalagi dengan kita. Kebahagiaan kita jangan tergantung pada pujian manusia, yang tidak pernah bisa memuaskan semua orang. Karena itu adalah jalan yang tidak akan pernah membawa kebahagiaan sejati.

Kesimpulannya, kebahagiaan sejati terletak pada keikhlasan dalam berbuat baik, dengan menyadari bahwa hanya Allah yang mengetahui dan membalas amal perbuatan kita. Menyelamatkan diri dari ketergantungan pada pandangan manusia adalah kunci utama untuk meraih kebahagiaan yang abadi. [] Deya Sofia

Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah

Related Posts

Latest Post