Almuhtada.org – Keikhlasan dalam beramal merupakan pondasi utama bagi setiap tindakan kebaikan. Saat kita menjalani kehidupan sehari-hari, seringkali kita dihadapkan pada berbagai kesempatan untuk melakukan kebaikan.
Namun, bagaimana kita bisa memastikan bahwa setiap amal perbuatan kita benar-benar murni dan tulus, tanpa tercemar oleh keinginan pribadi atau pujian orang lain?
Niat merupakan timbangan penentu kesahihan amal, apabila niatnya baik, maka amal menjadi baik, apabila niatnya jelek, amalnya pun menjadi jelek.
Oleh karena itu, sebelum melakukan suatu tindakan kebaikan kita harus menanamkan dan memastikan dalam hati kita niat yang benar-benar murni dan tulus hanya untuk mengharap ridha Allah Swt.
Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat membantu kita menjaga keikhlasan dalam beramal.
- Berdoa
Berdoa merupakan langkah awal yang sangat penting dalam menjaga keikhlasan dalam beramal. Doa tidak hanya dianggap sebagai rutinitas dalam beribadah, tetapi juga sebagai sarana untuk membersihkan hati dan memastikan bahwa setiap tindakan yang dilakukan benar-benar murni dan semata-mata untuk Allah.
Dalam doa, seseorang dapat meminta kepada Allah untuk membersihkan niatnya. Artinya ia berharap hatinya benar-benar tulus dan ikhlas saat melakukan amal, tanpa alasan seperti ingin mendapatkan pujian atau pengakuan dari orang lain.
- Merahasiakan Amal
Terkadang, kita merasa ingin memamerkan amal baik yang kita lakukan kepada orang lain. Namun, Al-Qur’an dan Sunnah menyarankan kita untuk merahasiakan amal sholeh kita.
Perihal sedekah, misalnya, Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 271 yang artinya: “Jika kamu menampakkan sedekah (mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanm, dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Merahasiakan amal sholeh dapat membuat kita lebih ikhlas, jujur, dan semangat dalam beramal. Selain itu, merahasiakan amal sholeh juga dapat menambah rasa takut kepada Allah.
Dalam era teknologi digital saat ini, berbagi pengetahuan dan pengalaman melalui media digital seperti sosial media sangat mudah dan sah-sah saja. Namun, kebanyakan orang lebih suka berlomba-lomba menunjukkan kebaikan daripada meningkatkan kualitas kebaikan itu sendiri.
- Lihatlah Selalu Orang yang Lebih Baik dari Dirimu
Dalam beramal saleh, kita harus selalu melihat orang yang lebih baik dari diri kita. Hal ini akan membuat kita merasa rendah hati dan terus berusaha untuk meningkatkan amal saleh kita.
Dengan melihat orang yang lebih baik dari diri kita, kita juga akan terhindar dari rasa sombong dan puas dengan apa yang telah kita capai, dan kita juga tidak akan iri dan dengki terhadap orang yang lebih baik dari kita.
- Menganggap kecil amalan yang sudah dilakukan
Kita tidak boleh berpuas hati dengan amal sholeh yang telah kita lakukan. Karena keikhlasan merupakan syarat utama untuk diterimanya amal, kita harus selalu berusaha untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas amal sholeh kita agar lebih baik dari sebelumnya.
Untuk meningkatkan kualitas amal sholeh kita, kita dapat melakukan beberapa amalan ringan yang memiliki pahala besar setiap hari, seperti berdzikir, membaca basmallah saat memulai aktivitas, mengajak dan mendoakan orang lain dalam kebaikan, dan sebagainya.
Kita dapat meningkatkan kualitas amal sholeh kita dan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT jika kita melakukan amalan-amalan ini secara konsisten dan ikhlas.
- Merasa takut amalannya tidak diterima Allah SWT
Kita harus selalu takut bahwa amal sholeh kita tidak diterima oleh Allah SWT. Kita harus terus berusaha melakukan amal sholeh dengan sebaik mungkin, dan kita tidak boleh puas dengan apa yang telah kita lakukan.
Hasan al Bashri rahimahullah berkata, “Orang-orang mukmin melakukan perbuatan baik, dan mereka takut jika amalan itu tidak menyelamatkan mereka dari siksa Tuhannya. Sesunguhnya orang-orang mukmin mengumpulkan banyak kebaikan dan mereka takut kepada Tuhannya, sedangkan orang munafik mengumpulkan keburukan dan mereka merasa aman dengan keburukan itu.”
Mungkin ada beberapa alasan mengapa kita khawatir bahwa amal ibadah kita tidak diterima oleh Allah SWT, seperti merasa bahwa dosa kita masih banyak, bahwa amal ibadah kita masih sedikit, atau bahwa niat kita tidak ikhlas.
Perasaan ini menyebabkan rasa takut (khauf) bahwa Allah SWT mungkin tidak menerima amal ibadah kita. Tetapi perasaan ini tidak boleh membuat kita putus asa, melainkan sebaliknya, harus memotivasi kita untuk terus berusaha dan memperbaiki diri kita.
Keikhlasan dalam beramal adalah kunci utama dalam menjalani kehidupan sehari-hari, mari kita merefleksikan diri bahwa beramal bukan hanya tentang tindakan fisik semata, tetapi juga mengenai keikhlasan hati. Keikhlasan membuat setiap amal menjadi penuh berkah dan memberikan manfaat tidak hanya untuk orang lain, tetapi juga untuk diri kita sendiri.
Semoga tips-tips yang telah kita bahas diatas dapat bermanfaat, dan dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. [] M. Akiyasul Azkiya
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah