Almuhtada.org – Al-Jahiz memiliki nama lengkap Abu Uthman Amr Ibn Bahr Al Qinanih Al Fuqaymih Al Basrih. Ia lahir di Basra (Irak) pada tahun 781 Masehi. Al-Jahiz memang dilahirkan dari keluarga sederhana sehingga ia harus ikut berjualan ikan Bersama ibunya di Kanal Basra. Keterbatasan tak mematahkan semangat Al-Jahiz.
Sejak usia muda, Al-Jahiz menunjukan minat yang besar pada pengetahuan dan literatur. Ia belajar dengan tekun dan membaca banyak buku, bahkan ketika sumber dayanya terbatas.
Sebagai muslim, ia gemar menghabiskan waktunya di masjid. Di masjid dia belajar dari para ulama, membahas pertanyaan bahkan sampai berdebat. Ia juga tidak sungkan untuk bertemu dan belajar dari penyair terkenal masa lalu. Dalam waktu singkat ia mahir berbahasa Arab sehingga mendukungnya untuk belajar lebih banyak.
Karena kehausannya akan ilmu pengetahuan, ia akhirnya berkelana ke berbagai daerah seperti Damaskus, Beirut, Samara, dan Baghdad. Ia lalu memutuskan untuk menetap dan belajar.
Al-Jahiz tumbuh menjadi seorang penulis produktif yang mengeksplorasi berbagai bidang, termasuk sastra, linguistik, sejarah alam, filsafat, dan bahasa Arab.
Karyanya yang paling terkenal, “Kitab al-Hayawan,” adalah sebuah ensiklopedia hewan yang mencerminkan pengamatan mendalamnya tentang dunia alam dan mencakup konsep evolusi dalam pemikirannya.
Dalam kitab tersebut, Al-Jahiz sudah menulis dengan jelas bagaimana hewan yang lebih besar bias menakuti hewan yang lebih kecil ukurannya. “Hyena bisa menakuti rubah atau binatang rubah atau binatang yang lebih kecil darinya dan hewan yang lebih besar tidak bisa memakan yang lebih besar. Ini adalah hukum eksistensi,” tulisnya dalam kitab tersebut.
Karya itu juga mendeskripsikan mimikri, cara komunikasi, serta tingkat kecerdasa serangga, dan hewan lainnya. Al-Hayawan memuat tiga hal penting dalam evolusi yang juga dituliskan oleh Charles Robert Darwin dalam The Origin of Species (1859).
Jika Darwin pernah menulis soal migrasi burung-burung di Kepulauan Galapagos, maka jauh sebelum itu Al-Jahiz juga pernah melakukannya. Al-Jahiz adalah ahli biologi pertama yang mencatat perubahan hidup burung melalui migrasi.
Al-Jahiz (781 M – 869 M) merupakan ahli biologi pertama yang mengungkapkan teori struggle for existence (berjuang untuk tetap hidup).
Al-Jahiz mengatakan agar makhluk hidup bisa bertahan hidup maka harus berjuang. Berjuang untuk mengatasi pengaruh dampak lingkungan, persaingan memperoleh makanan, dan rasa aman. Kitab Al-Hayawan dijadikan acuan bagi para pakar hewan dan pemikir evolusi di Eropa.
Miguel Asin Palacios yang merupakan seorang ilmuwan mengatakan bahwa karya Al-Jahiz sangat berarti bagi perkembangan sains, terutama zoologi.
Karya-karya Al-Jahiz memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan alam, sastra, dan Bahasa Arab. Ia dianggap sebagai salah satu bapak ilmu pengetahuan alam dalam tradisi islam dan seorang cendekiawan terkemuka pada zamannya.
Menjelang akhir hidupnya, Al-Jahiz menderita kelumpuhan total pada satu sisi tubuhnya. Lalu ia memutuskan untuk kembali ke Basra. Pada bulan Desember 869 , ia meninggal dunia diduga akibat tertindih rak bukunya.
Al-Jahiz memberikan gambaran tentang kejayaan peradaban Islam pada abad ke-9 sampai abad ke-11. Saat itu, Baghdad dan sekitarnya menjadi jantung dunia. Masyarakat muslim dikenal punya semangat belajar tinggi dan terbuka. [] Dyta Wahyuning
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah