Jangan Anggap Remeh Menyingkirkan Duri di Jalan, Karena Merupakan Cabang Iman

Menyingkirkan Duri di Jalan
Gambar Ilustrasi Menyingkirkan Duri di Jalan (Freepik.com - Almuhtada.org)

Almuhtada.org – Seperti yang kita tahu iman yaitu meyakini sepenuh hati, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan perbuatan anggota badan.

Rasulullah SAW bersabda, ”Iman itu lebih dari 70 (tujuh puluh) atau 60 (enam puluh) cabang, cabang iman yang tertinggi adalah mengucapkan ‘La ilaha illallah’, dan cabang iman terendah adalah membuang gangguan (duri) dari jalan, dan rasa malu merupakan cabang dari iman.” (HR Bukhari-Muslim).

Menyingkirkan duri disini tidak harus semata-mata duri melaikan apapun yang membahayakan seseorang saat melewati jalan tersebut, contonhnya seperti paku, batu yang agak besar, ranting kayu, dan masih banyak lagi yang sekiranya membahayakan orang yang ingin melintas di jalan tersebut.

Walaupun menyingkirkan duri merupakan cabang iman terendah kita tidak boleh menggap remeh, karena sejatinya kebaikan tidak ada yang remeh siapa tau dalam kebaikan kecil tersebut terdapat ridha Allah SWT yang dapat membawa kita kesurganya, sungguh rahmat Allah SWT sangat luas.

Ada sebuah hadits yang menjelaskan bahwa Bagian Nabi Muhammad SAW mengisahkan seorang pria yang masuk  syurga karena menyingkirkan dahan berduri di jalan yang bisa dilalui kaum muslimin agar mereka tidak celaka.

dalam riwayat Muslim dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan:

مَرَّ رَجُلٌ بِغُصْنِ شَجَرَةٍ عَلَى ظَهْرِ طَرِيقٍ، فَقَالَ: وَاللهِ لَأُنَحِّيَنَّ هَذَا عَنِ الْمُسْلِمِينَ لَا يُؤْذِيهِمْ فَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ

Baca Juga:  Sering Disepelekan, Berikut Beberapa Cara Mendidik Anak Sejak Dini dalam Islam

“Dikisahkan ada seorang pria melewati dahan sebuah pohon di badan jalan. Ia lantas berkata, ‘Demi Allah, aku akan menyingkirkan dahan ini agar tidak menghalangi kaum Muslimin.’ Berkat amal itu, ia dimasukkan ke surga.”

Dari kisah tersebut kita belajar bahwa amal kebikan kecil bisa dibalas dengan balasan atau pahala yang sangat besar, sunggu ridho dan rahmat Allah SWT sangat luas karuniannya begitu agung tidak tertandingi.

Dari kisah diatas kita juga bisa mengambil pelajaran agar kita tidak mengganggu apalagi mencelakakan sesama muslim, dan kita harus bisa bermanfaat untuk sesama walaupun hanya amalan kecil karena,

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289). [] Muhammad Ikhsanudin

Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah

Related Posts

Latest Post