Almuhtada.org – Overthinking umumnya dikaitkan dengan kegiatan berpikir berlebihan dan kerap hanya memberi mudharat. Islam lebih mengakui tafakur yang memiliki konsep mirip dengan overthinking namun berbeda.
Berpikir seharusnya dimaksudkan untuk berintrospeksi diri terhadap kesalahan masa lalu, dan melihat peluang kemaslahatan masa depan.
Oleh karena itu, jika berpikir berlebihan tentang sesuatu tidak memberi peluang mudharat, maka pikiran tersebut merupakan kerugian yang mencelakakan jasmani.
Tafakur berasal dari bahasa Arab yaitu, Tafakara yang memiliki arti memikirkan atau mempertimbangkan. Sedangkan di dalam KBBI, tafakur artinya renungan, merenung, menimbang dengan sungguh-sungguh, dan mengheningkan cipta.
Overthinking sendiri sesuai namanya, over yang berarti berlebihan dan thinking berarti berpikir. Secara pemaknaan, overthinking berkonotasi pada pemikiran berlebihan terhadap hal kecil di luar kendali diri.
Menurut Quraish Shihab, tafakur terbentuk dari kata fikr yang berasal dari kata fakr yang artinya mengorek. Mengorek dalam arti memunculkan, menumbuk hingga hancur, dan juga menyikat atau membersihkan noda pada pakaian hingga kotorannya hilang.
Overthinking yang berupa tafakur ini menjadikannya cermin seseorang dalam perihal kebaikan. Bertafakur bagai membersihkan diri dari keraguan, dan memunculkan jawaban yang memperkuat iman.
Konsep overthinking selain pada tafakur lebih luas karena objeknya yang tidak terbatas, termasuk pada hal-hal yang justru membawa mudharat bagi pelakunya.
Di sisi lain, Tafakur tidak memiliki objek yang spesifik tetapi fokus perenungan tertuju dan terhubung pada Allah Swt. Meski merupakan hal kecil, meski berada di luar kendali, semua terhubung kepada Allah Swt. yang maha kuasa.
Adapun bentuk-bentuk tafakur diantaranya:
- Tafakur atas nikmat Allah Swt.
- Tafakur atas kekuasaan Allah Swt.
- Tafakur atas janji-janji Allah Swt.
- Tafakur atas ancaman Allah Swt.
- Tafakur atas kematian.
Intensitas pemikiran dapat menentukan langkahmu. Banyak orang durhaka yang berpikir tentang akibat kedurhakaan mereka, lalu bertobat. Namun, banyak pula para raja yang merenungkan tipuan-tipuan dunia kemudian menjadi zuhud.
Manusia sejatinya merupakan makhluk pemikir, sehingga seringkali kita tidak bisa mengendalikan pikiran-pikiran yang merasuk. Tafakur adalah salah satu cara untuk tetap menjaga langkahmu di jalan Allah Swt. [] Risqie Nur Salsabila
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah