Almuhtada.com – Saat cinta tengah berlabuh dengan sang pujaan hati dunia serasa milik berdua, bahkan tak jarang kita menganggap dialah satu-satunya orang yang paling memahami kita.
Tapi qodarullah di tengah-tengah kisah cinta yang penuh fatamorgana itu harus berakhir, entah dia yang sudah bosan, atau mungkin menginginkan yang lebih sempurna dari kita, uuuhh betapa sesaknya hati ini, dunia sekan-akan runtuh, hari esok seperti tak ada lagi, wajah yang cerah sontak meredup, seperti bulan yang kehilangan cahayanya, gelap gulita.
Di saat-saat itulah kita mulai mendekat pada Allah, berkeluh kesah atas musibah yang tengah melanda, sambil menangisi dia yang telah pergi, bahkan status yang dulunya selalu menampilkan betapa bahagianya bersama dia kini berganti dengan konten renungan hati, seakan-akan dunia harus tahu bahwa kita sedang bersedih hati lantas ingin memperbaiki diri, Astaghfirullah. Apakah harus dengan cara seperti itu agar kita kembali mengingat pada Illahi Rabbi?.
Wahai anak Adam yang diciptakan dengan segala rasa yang menghuni jiwa dan raga, mencintai seseorang memang tak ada salahnya, itu fitrah manusia, cinta adalah anugerah yang Allah berikan kepada setiap insan yang hidup di dunia. Namun, apakah kita harus menomorduakan sang Khaliq demi cinta seorang manusia?.
Tak ada cinta yang abadi selain cinta pada sang Maha Pencipta, dengannya kau tak akan kecewa. Labuhkan hati pada sang pemilik hati, niscaya kita tak akan bersedih hati, karena hanya Allah yang Maha membolak-balikan hati, sebagai mana hadist riwayat Imam Tirmidzi, pada suatu ketika Ummu Salamah bertanya kepada Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam.
“Wahai Rasulullah mengapa engkau lebih sering membaca doa, ‘Ya muqallibal quluub tsabbit qalbii ‘ala diinik (Wahai Zat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu?)”. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Wahai Ummu Salamah, hati manusia selalu berada di antara jari-jemari Allah. Siapa saja yang Allah kehendaki teguh dalam iman, maka Allah akan berikan keteguhan dalam iman. Namun siapa saja yang dikehendaki, Allah pun bisa menyesatkanya.”
Jangan sampai cinta kepada manusia membutakan hati dari rahmat-Nya. Karena belum tentu seseorang yang kita cintai saat ini adalah pilihan terbaik untuk hidup kita di masa mendatang.
Hanya Allah yang Maha Tahu segala ketetapan dan takdir kita termasuk urusan cinta, dan semoga kita dihindarkan dari kesenangan duniawi dengan segala fatamorgana-nya yang dapat menutupi hati dari rahmat-Nya. Ditinggal kekasih memang menyesakkan, tapi ditinggal Allah sungguh menyengsarakan. [] Hamun Salsabila
Editor: Mohammad Rizal Ardiansyah